Tentara AS di Irak Jadikan Al-Quran Sebagai Target Latihan Menembak

Beginilah kekurangajaran tentara Amerika Serikat di Irak. Bukan hanya warga sipil yang menjadi target serangan mereka, tapi juga al-Quran.

Polisi Irak pada Minggu (11/5) kemarin menemukan sebuah al-Quran yang didalamnya penuh lubang bekas tembakan di sebuah tempat latihan menembak tak jauh dari pos polisi desa Radwaniyah. Setelah diselidiki, al-Quran itu ternyata dijadikan target latihan menembak seorang tentara AS.

Penemuan ini memicu kemarahan warga Muslim dan protes para pemuka Muslim setempat. Militer AS yang melakukan penyelidikan atas kasus ini sudah menemukan tentaranya yang menggunakan al-Quran sebagai target latihan menembak dan sudah menjatuhkan sanksi pada tentara AS yang identitasnya dirahasiakan.

Menurut hasil penyelidikan, tentara AS bersangkutan latihan menembak dua hari sebelum al-Quran itu ditemukan. Atas perbuatannya, militer AS memulangkan tersebut ke AS tapi tidak disebutkan sanksi disiplin apa lagi yang dikenakan padanya. Militer AS, lewat juru bicaranya colonel Bill Buckner juga menyampaikan permohonan maaf pada para pemuka Muslim di desa Radwaniyah.

"Para komandan pasukan koalisi sudah mengumpulkan para pemuka Muslim setempat untuk memberitahukan hasil investigasi dan menyampaikan rasa penyesalan yang mendalam atas peristiwa itu, " demikian pernyataan yang dirilis Bill Buckner.

Sementara itu, dalam siaran di CNN, Komandan Pasukan AS di Baghdad juga meminta maaf atas insiden tersebut. "Saya minta maaf sebelum Anda meminta permohonan maaf kami, " kata Mayor Jenderal Jeffrey Hammond di hadapan para pemuka Muslim di Radwaniyah akhir pekan kemarin.

Seorang pejabat militer AS lainnya, Kolonel Ted Martin mencium al-Quran dan menyentuhkan al-Quran ke keningnya sebelum menyerahkan sebuah al-Quran pada para pemuka Muslim di desa itu.

Permohonan maaf pasukan AS disambut aksi protes warga Irak. Mereka meneriakkan kata-kata, "Yes, Yes to Qur’an" dan "Amerika Out, Out" serta membentangkan spanduk-spanduk yang berisi kecaman terhadap pasukan Amerika.

Wakil dari para pemuka Muslim Radwaniyah, Syaikh Hamadi al-Qirtani dalam pidatonya mengatakan perbuatan tentara AS merupakan "agresi terhadap seluruh dunia Islam."

Sementara itu, Association of Muslims Scholars (AMS) menyatakan mengecam perbuatan tentara AS yang telah menodai kesucian al-Quran. "Kami mengutuk kejahatan berupa penodaan terhadap kita suci Allah. AMS menyatakan, pihak penjajah dan pemerintah Irak bertanggung jawab penuh atas perbuatan ini, " tukas AMS.

Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak pemerintahan Irak, Perdana Menteri Nuri al-Maliki. (ln/iol)