eramuslim.com – “Sekarang Saudi berubah.” Itu kata seorang pemuda berkostum penyihir. Dia datang ke pesta Halloween di Riyadh, ibu kota Arab Saudi.
Beberapa tahun lalu, pesta Halloween yang sama ditangkap aparat. Sekarang, acara yang identik dengan budaya Barat ini justru disponsori pemerintah.
Yaser al-Hazzazi dan sepupunya, Yahya al-Hazzazi tidak pernah merayakan Halloween. Pesta yang identik dengan kostum menyeramkan ini digelar pada akhir Oktober. Di negara Arab, kegiatan semacam ini dinilai tidak penting bahkan berdosa. Pada 2018, polisi menggerebek pesta Halloween dan menangkap mereka yang hadir.
Namun beda dengan tahun ini. Di Boulevard Riyadh, digelar acaranya “Scary Event” pada Kamis dan Jumat. Kawasan itu dipenuhi anak-anak muda yang merayakan Halloween, datang dengan beragam kostum.
Tanda-tanda perubahan muncul di Saudi sejak 2015, ketika Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) ditetapkan sebagai putra mahkota dan mulai melonggarkan sejumlah pembatasan, salah satunya mencabut larangan mengemudi bagi perempuan.
“Jika kita kembali seperti dulu, ini bukan bagian dari adat dan tradisi kita,” kata Yahya al-Hazzazi di Boulevard Riyadh, dikutip dari The New York Times, Senin (31/10).
“Kami suka menemukan hal-hal baru,” lanjutnya.
Yahya dan Yaser datang berkostum mumi. Dia membeli kain kasa di apotek untuk membalut tubuh mereka dan menggunakan sirup berwarna merah sebagai darah.
Reema al-Jaber (23) juga belum pernah merayakan Halloween, kecuali melihatnya di film-film. Dia berkostum malaikat bersayap putih saat berkumpul di rumah temannya tahun ini. Reema kecil tumbuh di dalam Saudi yang masih melarang perempuan menyetir, diwajibkan memakai gamis atau busana Muslim panjang saat keluar rumah, dan jika tidak mematuhi aturan, warga dihadapkan dengan polisi syariat yang akan meminta mereka menutup kepala dan wajah. Pemisahan berdasarkan jenis kelamin juga diterapkan di tempat umum seperti kantor, kafe, dan ruang publik lainnya. Memutar musik di tempat umum juga dilarang.
Pada 2016, Pangeran MBS mengumumkan rencana diversifikasi ekonomi, mengubah negara kerajaan itu sebagai pusat investasi dan hub bisnis global. Polisi syariat lalu kehilangan otoritas mereka untuk menangkap warga. Pangeran MBS juga mulai mendorong pengembangan dunia hiburan sebagai sektor ekonomi baru selain minyak.
Bioskop dibuka untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun. Sejumlah festival yang disponsori pemerintah digelar, termasuk konser musik yang menampilkan musisi ternama dunia seperti DJ Khaled dan Bruno Mars.