Badan Energi Atom International (IAEA) menemukan indikasi adanya pengayaan uranium yang tingkatannya sudah mendekati level untuk pembuatan senjata nuklir di Mesir.
Indikasi adanya pengayaan uranium tingkat tinggi ini tercantum dalam laporan IAEA tahun 2008 saat melakukan verifikasi apakah Mesir, sebagai negara yang ikut mendantangani kesepakatan Non-Proliferasi mematuhi aturan-aturan kesepakatan itu. Partikel-partikel uranium itu ditemukan IAEA dalam sample yang diambil di pusat riset nuklir Mesir, Insha di dekat kota Kairo
Secara spesifik, IAEA tidak menyebutkan apakah sampel yang ditemukannya adalah senjata-senjata yang mengandung uranium atau tidak. Tapi IAEA tetap melakukan investigasi hasil penemuannya itu. Seorang diplomat senior IAEA yang tidak mau disebut namanya pada Associated Press mengungkapkan, partikel-partikel uranium yang ditemukan IAEA sudah hampir mendekati level untuk pembuatan senjata nuklir.
Mengomentari penemuan IAEA, Mesir berdalih bahwa partikel-partikel uranium tersebut kemungkinan terbawa ke Mesir dari kontainer-kontainer yang terkontaminasi zat radio isotop. Radio isotop adalah zat yang sering digunakan dalam riset-riset medis dan ilmu pengetahuan dan uranium yang sudah diproses dalam level menengah dan tinggi bisa digunakan untuk membuat radio isotop.
Tapi pihak IAEA mengatakan, ini adalah kali pertama lembaga pemantau nuklir itu menemukan partikel-partikel uranium berbahaya di Mesir. Menurut IAEA, sejak tahun 2004, Mesir tidak pernah melaporkan bahwa ada kegiatan riset nuklir di Negeri Piramid itu. IAEA menegaskan akan melanjutkan penyelidikannya di Mesir. (ln/prtv)