Eramuslim.com – “Israel bukan satu-satunya pihak yang membangun tembok keamanan – Arab Saudi pun tengah membangun penghalang keamanan yang canggih, yang dijuluki “Great Wall”, untuk melindungi negara dari serangan oleh militan Negara Islam. “ demikian yang dilansir Israeldefense.com dalam rilisnya (19/1) .
Zionis Israel menyambut gembira langkah yang dibangun sekondannya di Dunia Arab ini dalam menghadapi ancaman serangan Mujahidin Islam “Islamic State”. “Tahap pertama (pembangunan) dari 900 kilometer panjang tembok penghalang di perbatasan utara negara itu dengan Irak diumumkan oleh Raja Saudi Abdullah bin Abdulaziz Al Saud pada bulan Januari 2015,” demikian Israel Defense.
Pengumuman dari pihak Kerajaan Saudi ini muncul di tengah kemajuan kelompok Negara Islam yang telah merebut sebagian besar wilayah wilayah di Irak dan Suriah. Perluasan Negara Islam bisa berubah menjadi perjuangan eksistensi rezim Kerajaan Saudi yang di mata para Mujahdiin dan pejuang penegak Islam sebagai pihak yang dekaden dan korup.
Arab Saudi sendiri telah memutuskan untuk membangun sebuah tembok pertahanan terhadap serangan jihad pada bulan September 2014, setelah militan Negara Islam menyerang sebuah pos perbatasan Saudi, yang menewaskan tiga penjaga perbatasan termasuk Jenderal Oudah al-Belawi, komandan operasi perbatasan di zona utara Arab Saudi .
Empat Mujahidin ketika itu dengan senapan serbu, pistol, dan granat tangan, menyerang rombongan patroli di perbatasan di dekat Arar. Ketika pasukan Saudi Arabian National Guard (SANG) yang merupakan pasukan elit Saudi didikan MOSSAD membalasnya, para Mujahidin itu malah mendekat dan meledakkan sabuk yang melilit di pinggang mereka. Bom ini mensyahidkan keempat pejuang Islamic State tersebut dan menewaskan seorang Jenderal Saudi.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi telah mengidentifikasi empat syahid tersebut sebagai warga negara Saudi sendiri yang muak melihat dekadesni moral dan korupsi yang meliputi keluarga kerajaan.
Pada tanggal 7 Januari 2015, pasukan keamanan Saudi melancarkan operasi militer besar-besaran di wilayah Arar. Beberapa warga Saudi dan Suriah ditangkap atas tuduhan terlibat jaringan Islamic State, mirip dengan apa yang dilakukan Densus ketika menangkap orang-orang yang dicurigai “teroris”.
Keamanan Pagar – The “Great Wall”
Israel defense mengungkapkan, tembok raksasa yang dibangun Saudi akan memiliki lima lapisan pagar, lengkap dengan kawat berduri dan selokan dan sensor gerak bawah tanah yang memicu alarm diam. Penghalang akan diperkuat oleh menara jam, kamera night-vision, dan radar. Pusat kontrol telah dibangun di daerah yang membentang dari Hafr Al Batin di timur laut ke Turaif dekat perbatasan Yordania.
Proyek ini akan mencakup delapan komando dan kontrol pusat, 32 pusat respon cepat, tiga regu intervensi yang cepat, 38 belakang dan gerbang depan, 78 menara pemantauan, 10 pemantauan dan pengawasan kendaraan, 1.450.000 meter dari jaringan serat optik dan 50 radar.
Arab Saudi sudah dikerahkan sekitar 30.000 tentara ke perbatasan dengan Irak, setelah pasukan Irak meninggalkan pos mereka di pihak mereka perbatasan di Juli 2014.
Penghalang keamanan di sepanjang perbatasan dengan Irak merupakan bagian dari rencana strategis nasional Saudi untuk melindungi perbatasan negara. Program keamanan perbatasan Saudi, yang pertama kali dibahas pada tahun 2006, terjadi di tengah kekhawatiran atas Houthi pemberontakan di Yaman, serangan teror domestik Al Qaeda dan tetangga memburuknya situasi keamanan Irak.
Pada bulan Juli 2009, Riyadh menandatangani kesepakatan dengan kedirgantaraan dan pertahanan kontraktor Eropa EADS untuk membangun pagar keamanan berteknologi tinggi pada 9.000 km dari perbatasan negara.
Hambatan di perbatasan dengan Irak bukan yang pertama bagi Arab Saudi yang telah emmiliki penghalang pagar kawat sepanjang 1.800 km di sepanjang perbatasan dengan Yaman. Dan rencananya semuanya akan dikelilingi oleh pagar.
Raja Abdullah, seperti dilansir Isreal Defense, telah memerintahkan, “Semua langkah yang diperlukan untuk mengamankan kerajaan dari kelompok teroris atau orang lain yang mungkin mengganggu keamanan tanah air”. Inilah negeri yang mengklaim diri sebagai Khadimatul Ummah namun cemas dengan penegakan Daulah Islamiyah. (rz/Israelidefense)
—————————–
Dapatkan App Eramuslim for Android KLIK DISINI.