Tembok Pemisah di Irak, Bukannya Diruntuhkan Malah Dihias

Pemerintah Irak sepertinya tak berdaya untuk menentang pembangunan tembok pemisah wilayah Sunni-Syiah yang dibangun oleh pasukan AS. Alih-alih meruntuhkannya, pemerintah Irak malah mengundang para seniman lukis untuk menghias tembok-tembok tersebut.

Sedikitnya 50 pelukis memberikan kontribusinya menggoreskan kuasnya di atas tembok dengan beragam warna yang menggambarkan keindahan wilayah selatan Irak yang tanahnya subur dan pegunungan hijau di utara. Lukisan-lukisan itu juga menggambarkan sejarah Irak, mulai dari era Raja Hammurabi di Babilonia sampai era peradaban kuno Sumeria.

Proyek ini dibiayai oleh kantor walikota Baghdad. Para seniman diminta menghias sekitar 40 tembok pemisah yang panjangnya bisa mencapai 500 meter.

Muhammad Dokhan, salah seorang pelukis yang ikut dalam proyek itu mengatakan, "lukisan-lukisan ini memberikan perasaan senang bagi rakyat Irak, daripada cuma tembok semen yang membuat orang yang melihatnya menjadi sesak. "

"Bahkan di hari-hari kerja, masyarakat berhenti untuk melihat lukisan-lukisan ini, " ujar Dokhan.

Sejumlah-seniman lukis itu mengakui bahwa mereka sengaja membuat disain lukisan seindah mungkin untuk meredam rasa kecewa dan kemarahan warga lokal atas dibangunnya tembok pemisah sektarian itu.

"Dengan lukisan, para seniman berusaha untuk menenangkan dan menentramkan hati dan pikiran rakyat Irak. Mereka sudah muak dengan tembok-tembok pemisah ini, yang memisahkan jalan-jalan dan telah memicu kebencian, " kata Mahir Hamud, salah seorang pelukis.

Hamud menambahkan, "Kami berusaha memberikan tema khusus pada setiap lukisan, tema-tema diambil dari situasi kota-kota terkenal di Irak, kami menggambarkan keindahannya yang membawa kedamaian serta ketenangan dalam pikiran orang yang melihatnya. "

Pelukis lainnya mengatakan, karya-karya lukisan mereka diharapkan bisa mempersatukan rakyat Irak. "Saya pikir apa yang menyatukan kami sebagai rakyat Irak adalah kecintaan kami pada keindahan kota-kota, tanah kelahiran dan keterikatan kami pada negara ini, " imbuh Taha Abdul Aal.

"Proyek artistik ini akan mengingatkan rakyat Irak pada keindahan alam dan kota-kota mereka, sehingga mereka bisa merasakan bahwa itu semua adalah milik mereka dan mereka harus bangga, " sambung Abdul Aal

Keindahan alam dan keindahan kota-kota Negeri 1001 Malam itu, kini sudah banyak yang lenyap akibat invasi AS sejak empat tahun lalu. Militer AS kini makin merusaknya dengan membangun tembok-tembok pemisah wilayah Sunni dan Syiah, yang menurut mereka sebagai bagian dari langkah tegas untuk menjaga keamanan di kota Baghdad.

Namun bagi rakyat Irak, tembok-tembok pemisah itu merupakan upaya AS untuk memecah belah mereka. Sepanjang pekan kemarin, warga Baghdad dan kelompok-kelompok pejuang di Irak memprotes pembangunan tembok tersebut. (ln/iol)