Tembok Buraq Terancam Runtuh

Harian Maarev berbahasa Ibrani mengutip pernyataan seorang Hakhom (petinggi agama) Yahudi bernama Samuel Rabinobit tentang kondisi Al-Quds (Jerussalem). Ia mengatakan, para pengunjung tempat peribadatan Yahudi di dekat Tembok Buraq yang sering disebut sebagai Tembok Ratapan, terancam bahaya karena tembok yang tingginya hingga 18 meter itu akan roboh.

Menurut Samuel, “Ada sejumlah masalah yang dialami bangunan tua, termasuk tembok suci Buraq. Batu-batu di bawah tembok di lokasi itu adalah batu-batu besar yang satu sama lain saling menguatkan. Tapi kita menghadapi masalah dengan adanya batu-batu kecil yang ada di atas tembok sejumlah gedung di lokasi sekitarnya."

Ia juga mengatakan bahwa pihakya telah menyingkap bahaya robohnya tembok Buraq karena adanya sejumlah batu yang pecah padahal di sekitarnya ada berbagai bangunan kuno peninggalan bersejarah. Menurut Maarev, mengutip pendapat para arkeolog Yahudi, “Semen yang dipakai zaman sekarang untuk memperkuat tembok mudah rusak karena angin, dan sengatan matahari, ketimbang semen di zaman dahulu saat pembangunan tembok ini.”

Meski demikian, mereka menampik bila tembok Buraq yang berada di atas tanah Palestina yang kini dijajah Israel itu bisa runtuh dalam waktu dekat. “Musim hujan sudah selesai, lembaga benda bersejarah akan melakukan upaya memperkuat tembok agar tidak cepat runtuh, ” ujarnya.

Bagi umat Muslim, dinding ini juga merupakan bagian dari dasar Masjidil Aqsa dan Masjidil Omar (Qubbat As-Sakhrah), serta diyakini sebagai gerbang tempat berangkatnya Nabi Muhammad saw dari Yerusalem ke surga (mi’raj) dengan mengendarai Buraq. Tembok Buraq, oleh orang-orang Yahudi dijadikan "Tembok Ratapan", tempat mereka berdoa dan meratapi dosa-dosa mereka dengan penuh penyesalan. Selain mengucapkan doa-doa, orang Yahudi juga meletakkan doa mereka yang ditulis pada sepotong kertas yang disisipkan pada celah-celah dinding itu. (na-str/pic)