Tel Aviv Digoncang Demo Besar, Tuntut Mundur Olmert dan Peretz

Tel Aviv bergemuruh. Lebih dari 150 ribu orang Israel turun ke jalan dalam sebuah aksi yang begitu menghebohkan. Inilah aksi terbesar dalam sejarah Israel sejak tahun 1982.

Mereka semua menuntut Ehud Olmert sebagai PM Israel dan Menteri Perang Israel Peretz mundur, lantaran dianggap tidak becus dan kalah dalam perang dengan Libanon beberapa waktu lalu.

Dalam aksi itu, para demonstran menyatakan bahwa siapapun para politisi Zionis menyatakan secara keras kemarahan sekaligus kekecewaan mereka terhadap sikap pemerintah yang tidak mampu memberi perlindungan dan tidak bisa bertanggung jawab atas mereka dalam perang Libanon. Selain itu, mereka juga mengangkat pembentukan organisasi keluarga para pasukan Israel yang tewas dalam perang Libanon.

Aksi demonstrasi yang menurut berbagai media Israel merupakan aksi terbesar sejak tahun 1982 itu, dimulai dari lapangan Rabin sebagai lapangan paling besar di Tel Rabi yang terletak di wilayah Palestina terjajah tahun 1948. Lokasi itu pula yang dahulunya menjadi saksi atas demonstrasi menentang pembantaian sadis pasukan Israel terhadap kaum Muslimin di Sabra dan Sathila hingga menyebabkan mundurnya Menteri Pasukan Israel saat itu, Ariel Sharon.

“Rakyat Israel tidak percaya pada Olmert dan kita tidak mungkin bisa bergerak dengan kondisi seperti ini. Apa yang kalian dengar dan saksikan malam ini adalah suara rakyat dan anda tidak boleh mengabaikan teriakan ini, ” ujar seorang demonstran dalam orasinya sebagaimana dituturkan Reuters.

Tuntutan mundur atas Olmert dan Peretz berdasarkan kesimpulan Tim Penyelidik Israel Winograd pada Senin sebelumnya, yang menyebutkan bahwa Israel kalah telak dalam perang Israel-Libanon.

Dalam polling yang diselenggarakan harian Haaretz berbahasa Ibrani, dihasilkan juga bahwa 68% orang Israel menghendaki pergantian Olmert. Sementara hanya 23% saja yang masih berharap kepemimpinan Olmert tetap dipertahankan. Sedangkan untuk menteri perang Israel, sebanyak 85% disebutkan meminta agar Peretz mundur saja dari jabatannya. Dan hanya 9% saja yang ingin posisi Peretz dipertahankan. (na-str/pic, albwb)