Iran menolak keras seruan Kepala Badan Energi Nuklir Internasional IAEA (International Atomic Energy Agency) Muhammad El Baradei meminta Iran untuk menghentikan pengayaan uranium. Hal tersebut ditegaskan Ketua Jururunding Nuklir Iran, Ali Larijani, saat konferensi pers bersama El Baradei dalam penutupan kunjungan terakhirnya di Teheran, Kamis (13/04/06). Ali Larijani mengatakan, Iran bekerjasama secara konstruktif dengan IAEA dan timnya.
Ali Larijani mengisyaratkan adanya kamera-kamera pemantau di failitas-fasiitas nuklir Iran milik IAEA. Ali menyebut “usulan-susulan semacam ini tidak memiliki urgensi untuk menyelesaikan masalah.”
Sementara itu El Baradei menjelaskan, “Iran dengan Agency (IAEA) telah sepakat untuk melanjutkan dialog intensif pada minggu-minggu mendatang karena untuk kemajuan terkait persoalan yang sulit dan penting ini.” Ia mengatakan bahwa pembicaraan berlangsung dengan baik dan terjadi pertukaran pandangan terkait dengan cara-cara Teheran menghormati kemauan masyarakat internasional.
El Baradei menjelaskan pihaknya pada tahap sekarang ini tidak bisa menegaskan keberhasilan Iran dalan melakukan pengayaan uranium. Dia menjelaskan bahwa tim inspeksi IAEA telah mengambil sampel dari fasilitas nuklir Iran dan akan memberikan laporan kepada dewan hukum Agency. Baradei mengungkapkan harapannya agar Iran bekerja dengan Agency untuk menyelesaikan pesoalan-persoalan yang tersisa menggantung sebelum laporan diajukan.
Ancaman Amerika
Penolakan Iran untuk menghentikan pengayaan uranium mendapatkan sambutan dan ancaman internasional melalui Dewan Keamanan PBB. Dijadwalkan para menlu ke-5 negara anggota tetap DK PBB ditambah Jerman akan mengadakan pertamuan di Moskow hari Selasa mendatang guna membahas masalah nuklir Iran di sela-sela pertemuan persiapan KTT kelompok-8.
Menteri Luar Negeri Amerika Condalizza Rice meminta Dewan Keamanan PBB mengkaji penggunaan kekuatan terhadap Iran berdasarkan fasal VII Piagam PBB, yang memungkinkan penggunaan kekuatan terhadap Teheran.
Kepada wartawan Rice mengatakan, “Saya yakin, kami akan mengkaji langkah-langkah yang mungkin diambil guna menjamin bahwa Iran harus tahu di depannya tidak ada pilihan lain kecuali harus mengikuti.”
Mengenai pilihan-pilihan yang seharusnya dikaji oleh DK PBB, Rice mengatakan bahwa “DK harus mengkaji fasal VII dari Piagam PBB untuk memaksa Iran terikat dengan komitmen-komitmen internasional terkait dengan rencana nuklirnya.”
Fasal VII PBB menjadikan keputusan DK harus dilaksanakan oleh semua anggota PBB sesuai dengan hukum internasional. Yang pada akhirnya memungkinkan kepada penerapan sanksi dan penggunaan kekuatan jikad tertulis dengan jelas atau ancaman penggunaan “segenap langkah-langkah penting”.
Rice yang sebelumnya telah menyerukan PBB untuk mengambil langkah tegas kepada Iran ini mengatakan, “Teheran belum melakukan apa-apa untuk menunjukan dirinya bertekad terikat dengan seruan-seruan masyarakat internasional agar menghentikan rencana nuklirnya dan sudah selayaknya dunia menjawab hal itu.” (was/aljzr)