Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad menganggap proposal Barat, yang berisi sejumlah kompensasi dan sanksi agar Teheran mau menghentikan program nulirnya, sebagai langkah positip. Namun demikian dia tidak memberikan isyarat kapan akan memberikan jawaban secara resmi atas proposal tersebut.
Hal tersebut ditegaskan Nejad dalam konferensi pers di kota Sanghai, Cina, Jum’at (16/06). Dia telah meminta para sahabatnya agar mempelajari proposal yang diajukan 5 negara anggota tetap PBB ditambah Jerman dan mereka akan memberikan jawaban pada waktu yang tepat.
Barat meyakini program pengayaan uranium Iran memungkinkan untuk dimanfaatkan membuat senjata nuklir. Namun Teheran tetap menegaskan bahwa pangayaan uranium yang dilakukan tidak lain untuk tujuan damai. “Kami secara mendasar tidak berupaya untuk mengembangkan senjata nuklir,” tegas Ahmadinejad.
Menjawab pertanyaan tentang kemampuan nuklir Israel, Nejad mengatakan dalam konferensi persnya bahwa “Republik Islam Iran telah mengembangkan kemampuan untuk membela diri.” Tokoh yang pernah menyerukan penghapusan negara Israel ini berkunjung ke Sanghai sebagai pemantau dalam pertemuan puncak keamanan negara-negara Asia Tengah yang diselenggarakan di Sanghai, Cina.
Apabila Iran menolak kompensasi yang diajukan Barat dan tetap tidak mau menangguhkan pengayaan uranium, maka negara-negara Barat bisa jadi mendorong penerapan sanksi di Dewan Keamanan PBB. Langkah ini selalu ditentang oleh Rusia dan Cina. “Seharusnya tidak menggunakan sanksi sebagai cara untuk memperngarui atau menekan terhadap negara-negara dunia,” ungkap Nejad.
Iran sendiri telah membicarakan masalah krisis ini dengan pihak Rusia dan Cina. Menurut Nejad, pendapat negaranya memiliki banyak persamaan dengan pihak Rusia dan Cina terhadap dalam masalah ini. “Pendapat dan sikap kami terkait masalah ini banyak memiliki kemiripan dan kesamaan,” katanya. (was/albwb)