eramuslim.com – Di tengah gempuran bombardir pesawat tempur zionis ‘Israel’ ke kota Gaza yang terus tanpa henti, pejuang pembebasan Palestina dan Masjid Al-Aqsha kembali merilis tiga tawanan ‘Israel’ yang disembunyikan kelompok pejuang.
Tiga perempuan yang sepertinya dalam keadaan sehat itu dengan penuh marah memaki-maki PM ‘Israel’ Benyamin Netanyahu atas kegagalanya melindungi warganya.
“Benjamin Netanyahu Halo, kami telah ditahan Hamas selama 23 hari… Kemarin ada konferensi pers untuk keluarga para tawanan, dan kami tahu bahwa seharusnya ada gencatan senjata, dan Anda seharusnya membebaskan kami, Anda seharusnya melepaskan kami, dan berjanji akan melepaskan kami. Namun, kami menderita karena kegagalan politik, keamanan dan militer Anda, karena “kegagalan” yang Anda timbulkan pada tanggal 7 Oktober, karena tidak ada tentara di tempat itu dan tidak ada yang datang kepada kami, “ kata salah seorang wanita, yang tidak sebutkan namanya hari Senin, (30/10/2023)
Dalam siaran resmi Al-Qassam yang diterjamahkan akun @SahabatAlAqsha di media X, yang dulunya bernama Twitter, wanita itu dengan nada marah terus memaki-maki Netanyahu, yang kini digempur dengan demo keluarga tawanan ‘Israel’.
“Tidak ada seorang pun di sini yang membela kami, dan kami adalah warga negara yang tidak bersalah dan naif, warga negara yang membayar pajak kepada suatu negara ‘Israel’, kami sekarang ditawan dalam kondisi “tanpa syarat”. Anda membunuh kami. Apakah Anda ingin membunuh kami semua? Anda ingin tentara membunuh kami. Bukankah cukup jika Anda membantai semua orang? Tidakkah cukup bagi Anda jika ada warga ‘Israel’ yang terbunuh? Bebaskan kami sekarang. Bebaskan warga negara dan tawanan mereka sekarang (artinya warga Palestina). Bebaskan kami. Bebaskan semuanya, kami layak untuk kembali ke keluarga kami, SEKARANG!!! SEKARANG!!! SEKARANG!!!,” kata dia sambil berteriak.
Hari Sabtu, (28/10/2023), 1000 demonstran ‘Israel’ berkumpul di depan rumah Perdana Menteri (PM) Benyamin Netanyahu di Kaisarea. Massa menuntut dia mengundurkan diri dan segera melakukan pertukaran tahanan antara sandera ‘Israel’ di Gaza dan tahanan Palestina di penjara-penjara zionis.
Selama hampir sebulan, setiap hari, warga negara palsu ‘‘Israel’’ terus melakukan aksi demo menuntut Netanyahu. Minggu lalu, warga ‘Israel’ mengadakan protes di jalanan Tel Aviv.
Massa menyuarakan kritik tajam di depan Kementerian Pertahanan seraya menyuarakan kemarahan ke Netanyahu.
“Masuk penjara! Bibi (Netanyahu) dan pergi!” teriak para pengunjuk rasa, dikutip Anadolu Agency, Senin (16/10/2023). Mereka pun dikabarkan mengibarkan sejumlah spanduk. Mulai dari “Bibi (Netanyahu), tanganmu berlumuran darah”, “Kami telah ditinggalkan”, “Segera kembalikan sandera” dan “Tidak ada kepercayaan, mundur”.
Salah satu pendemo, Monica Levy (62) yang kehilangan salah satu anggota keluarganya bernama Mapal Adam (25), mengatakan Netanyahu sepertinya sangat tertarik untuk “mengorbankan rakyat”.
Dia menuntut agar Netanyahu dan pemerintahannya disudahi karena mengabaikan masyarakat di selatan ‘Israel’, dekat dengan Gaza, dan malah mengabaikan kehidupan warga di sana. (sumber: Hidayatullah)