Tanzim Jihad Mesir Himbau Bin Laden Taubat dari Pemikirannya yang Keliru

Pola perjuangan Usamah bin Laden kembali menuai kritik. Kali ini, kritik berasal dari salah satu tokoh penting gerakan Jamaah Islamiyah di Mesir.

Najeh Ibrahim, anggota Majlis Syuro Jamaah Islamiyah Mesir, menghimbau Bin Laden untuk melakukan rekonstruksi menyeluruh terhadap pemikiran dan sikapnya selama ini. Menurutnya, upaya evaluasi dan rekonstruksi pemikiran itu juga harus diiringi dengan pernyataan tentang kekeliruan yang dilakukan dari para pemimpin Al-Qaidah. Sekaligus, siap untuk menghadapi kemarahan yang mungkin muncul dari para pengikutnya.

Saat ini terjadi sejumlah organisasi Jihad di luar Mesir, terutama Al-Qaidah, mulai berpikir ulang dan merekonstruksi pemikirannya. Terakhir, sikap pertobatan dan pengakuan salah itu telah dinyatakan oleh DR. Sayed Imam, pendiri organisasi Tanzim Jihad di Mesir.

Kali ini, Najeh Ibrahim yang termasuk tokoh penting Jamaah Islamiyah Mesir mengkritik Al-Qaidah dengan mengatakan, “Organisasi yang terkenal ini (Al-Qaidah) perlu untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan total terhadap semua pemikiran dan perilakunya, pandangannya dan praktiknya, dalam lingkup metode ilmiyah yang mereka pegang. Demikian juga di lingkup implementasi pola perjuangan bersenjata mereka di lapangan. ”

Terkait berbagai kasus yang digarisbawahi Najeh Ibrahim terhadap pola perjuangan Al-Qaidah, ia mengatakan, “Itu adalah pemikiran yang keliru tentang kewajiban jihad, target dan strategi, juga pandangan mereka yang mengkafirkan semua penguasa Arab, kaum Muslimin dan yang mendukungnya. Selain itu, kekeliruan juga dalam pandangan terhadap negara Arab sebagai darul harb (daerah yang boleh diperangi). ”

Menurut Ibrahim, langkah evaluasi pemikiran ini juga membutuhkan sikap mental yang ikhlas dan total, di samping keberanian secara moral, kekuatan jiwa, tanpa takut terhadap pembalasan yang mungkin muncul dari para pengikut Al-Qaidah. “Kita semua sebagai gerakan Islam harus mempunyai keberanian untuk menyatakan diri bersalah atas kesalahan kita, sebagaimana keberanian dan kekuatan kita menyatakan klaim salah terhadap pihak lain, ” ujarnya.

Najeh Ibrahim adalah salah satu ideolog Jamaah Islamiyah dan termasuk tokoh pimpinannya. Ia divonis penjara selama 25 tahun karena dituding terlibat dalam upaya pembunuhan Presiden Mesir Anwar Sadat. Setelah ia menyatakan diri menghentikan kekerasan, ia pun dibebaskan. Dari tangannya kemudian keluar sejumlah kitab yang merupakan evaluasi terhadap pola perjuangannya dan juga pemikiran tentang hakimiyah Allah. (na-str/iol)