AS akan mengirimkan 20.000 sampai 30.000 pasukan tambahan ke Afghanistan untuk menghadapi Taliban yang makin menunjukkan kekuatannya dalam melakukan perlawanan terhadap pasukan koalisi di negeri itu.
Tujuh tahun setelah menginvasi Afghanistan dan menumbangkan Taliban, pasukan koalisi pimpinan AS gagal memberangus Taliban. Pasukan AS dan NATO justru makin kewalahan menghadapi Taliban yang mulai menguasai kembali sejumlah wilayah di Afghanistan. Oleh sebab itu, komandan pasukan AS di Afghanistan Jenderal David McKierman meminta agar jumlah pasukan di tambah.
"Pasukan yang diminta dalam pembicaraan kami dengan Jenderal McKierman adalah pasukan tambahan yang kira-kira dibutuhkan di Afghanistan di masa datang. Jumlahnya tidak lebih dari 20.000 sampai 30.000 pasukan tambahan," kata Kepala Staff Gabungan AS, Laksamana Mike Mullen.
Pasukan tambahan itu terdiri dari pasukan tempur, pasukan untuk bidang aviasi dan pasukan pendukung lainnya yang rencananya akan dikerahkan ke Afghanistan pada pertengahan tahun 2009 mendatang. Rencana penambahan pasukan ini, mengindikasikan bahwa perang AS di Afghanistan masih akan berlangsung lama.
Mullen mengaku pesimis penambahan pasukan akan memacu proses perdamaian di Afghanistan. "Situasinya akan tetap sama setelah pasukan tambahan tiba di sana. Tidak akan terjadi perubahan jika tidak meningkatkan sisi pembangunan di Afghanistan dan di sisi pemerintahannya," ujar Mullen.
Saat ini, jumlah pasukan asing di Afghanistan mencapai 70.000 pasukan. Namun mereka tidak berhasil menumbangkan Taliban hingga ke akar-akarnya. Yang ada, korban dari pihak pasukan asing terus berjatuhan. Sejak invasi AS ke Afghanistan, jumlah pasukan asing yang tewas sekitar 290 orang. Sementara di pihak Irak, jumlah korban tewas dari kalangan tentara dan anggota polisi mencapai 1.000 orang dan di kalangan warga sipil Afghanistan, jumlah korban tewas mencapai 2.000 orang sepanjang tahun 2008.
Di sisi lain, utusan AS di PBB Zalmay Khalilzad mengatakan bahwa AS dan pemerintahan Hamid Karzai di Afghanistan harus melakukan negosiasi dengan kelompok-kelompok Taliban yang moderat. Namun agar negosiasi itu sukses, kata Khalilzad, AS dan pemerintah Afghanistan harus memiliki posisi yang lebih kuat dari kelompok-kelompok Taliban yang dianggap bisa diajak berekonsiliasi itu.
"Saya sangat yakin, ada kekuatan-kekuatan di kalangan personel Taliban yang bisa diajak bernegosiasi," kata Khalilzad.
Sementara Taliban tenang-tenang saja merespon rencana AS menambah jumlah pasukannya di Afghanistan. Juru Bicara Taliban, Yousuf Ahmadi mengatakan AS sedang menutup-tutupi kekalahannya di Afghanistan.
"Setiap hari omongan mereka berubah-ubah untuk menyembunyikan kekalahan mereka. Sekarang, mereka ingin mengirimkan pasukan tambahan …Rusia dulu juga mengirimkan pasukan tambahan, tapi mereka tetap kalah telak," tukas Ahmadi.
"Pasukan asing bertambah, itu artinya akan lebih banyak pasukan yang akan menjadi target Taliban," sambung Ahmadi.
Sejak invasi AS ke Afghanistan, tercatat 1.030 pasukan asing tewas, diantaranya 629 pasukan AS, 134 pasukan Inggris dan 103 pasukan Kanada. (ln/aljz/iol/YN)