Jurubicara Taliban Suhail Shaheen/Net
eramuslim.com – Aset milik negara Afghanistan yang dibekukan oleh negara lain merupakan milik rakyat Afghanistan.
Begitu yang ditegaskan oleh jurubicara Taliban Suhail Shaheen lewat cuitan di akun Twitter-nya pada Minggu (13/2).
“Reserve of Da Afghanistan Bank bukan milik pemerintah atau faksi tetapi milik rakyat Afghanistan. Ini hanya digunakan untuk implementasi kebijakan moneter, fasilitasi perdagangan dan peningkatan sistem keuangan negara,” cuitnya.
“Itu (aset Afghanistan) tidak pernah dimaksudkan untuk digunakan untuk tujuan lain selain itu. Pembekuan atau pencairan secara sepihak untuk tujuan lain adalah ketidakadilan dan tidak dapat diterima oleh rakyat Afghanistan,” tambahnya.
Pada Jumat (11/2), Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menandatangani perintah eksekutif untuk mencairkan aset Afghanistan yang dibekukan Washington senilai 7 miliar dolar AS.
Sebagian aset tersebut, yaitu 3,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 50 triliun berencana ditujukan untuk kompensasi korban 9/11, sementara sisanya digunakan untuk bantuan kemanusiaan ke Afghanistan.
Di Twitter, tagar #USA_stole_money_from_Afghan, #AfghansDidn’tCommit911, hingga #BidenStealingAfgMoney menjadi tren di antara warganet Afghanistan. (RMOL)