Pada 29 Nopember tahun lalu, menjelang senja, dan langit mulai gelap, di pos penjagaan yang berada di atas pegunungan di perbatasan Pakistan-Afghanistan, polisi perbatasan Afghanistan baku tembak dengan pasukan AS, yang menyebabkan terbunuhnya 6 orang tentara AS.
Tak lama sesudah peristiwa penyerangan itu, Taliban mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa penyerangan itu. Penyerang diklaim sebagai "agen yang ditanam" untuk membunuh pasukan Nato. Ini membuktikan bahwa pasukan militer dan polisi Afghanistan tersusupi oleh Taliban, yang sangat canggih dalam taktiknya. Sekarang pemerintah Afghanistan melakukan skrening perekrutan tentara dan polisi dengan sangat hati-hati. Kawatir kemungkinan pasukan militer dan polisi Afghanistan terinfiltrasi oleh Taliban yang terus bergerak.
Penyelidik pemerintah Afghanistan dan AS menyimpulkan berdasarkan penyelidikan yang mereka lakukan bahwa pelaku serangan itu, bernama Ezzatullah dari sebuah desa di Propinsi Nangarhar. Menurut para penyelidik itu, sengaja Taliban menanam agen-agennya dan yang disebut sebagasi ‘planted agent’, yang kemudian melakukan serangan terhadap pauskan Nato. Meskipun, pihak pemerintah Afghanistan dan AS menuduh Ezzatulah seorang yang mengalami ganguan jiwa, akibat orangtuanya menolak kawin "kontrak’ dengan seorang gadis. Tetapi, itu hanyalah alasan pihak pemerintah Afghan dan pihak AS yang sengaja mentupi kasus yang sebenarnya, bahwa Ezzatullah memang seorang pejuang Taliban sejati
Ketakutan yang amat sangat menyelimuti pasukan keamanan nasional Afghanistan terhadap adanya infiltrasi oeh Taliban terus berlangsung. Mereka terkadang menggunakan pakaian seragam militer Afghanistan, dan kemudian melakukan serangan yang mendadak ke pusat-pusat pemerintahan Afghanistan. Terakhir yang membuat geger di ibukota Kabul, serangan yang dilakukan terhadap Departemen Pertahanan Afghanistan. Serangan terhadap kantor pusa Departemen Partahan Afghanistan Senin yang lalu, menandakan Taliban berhasil menyusup ke pusat kota dan jaringan militer, dan serangan itu menyebabkan dua orang tentara terbunuh.
Serangan itu membuat ketakutan para pejabat Afghanistan lainnya, dan mereka sekarang sudah merasa tidak aman lagi, dan mereka merasa sangat taku dengan konsisi yang ada. Mereka merasa tidak aman ke manapun. Para pejabat Afghanistan meminta Menteri Pertahanan Afghanistan Abdul Rahim Wardak tiak becus sebagai menteri pertahanan, dan mengakibatkan semakin tidak amannya Afghanistan. Mereka Abdul Rahim Wardak tidak mampu mempertahankan keamanan negara.
Sebelumnya, penyusup berhasil menyerang dan menewaskan dua orang penasehat senior intelijen Nato, dan mereka sangat ragu akan terjadi dan berulang kembali peristiwa serangan yang mengakibatkan banyak korban pihak Nato.
Sesudah peristiwa di Nagrahar itu, pasukan Nato meningkatkan pelatihan dibidang intelijen kepada pasukan Afghanistan, mengantisipasi kemungkinan menghadapi penyusupan yang dilakukan oleh Taliban terhadap militer dan polisi Afghanistan. (mh/tm)