Taliban Menolak Meninggalkan Buner

Sekarang kekhawatiran menyeruak dikalangan para pemimpin Barat, mereka memfokuskan arah pandangannya ke Pakistan. Para pemimpin Barat berusaha habis-habisan agar Pakistan tidak jatuh ke tangan kelompok Taliban. Masalahnya, Pakistan memiliki arsenal nuklir, dan mereka tidak dapat membayangkan, jika suatu waktu Pakistan jatuh ke tangan Taliban.

Presiden Obama, melalui Menlu Hillary Clinton, menjadikan Pakistan sebagai prioritas utamanya, selain Afghanistan, dalam kebijakan luar negerinya berkaitan dengan masalah keamanan. Menurut Hillary, negeri di kawasan Asia Selatan, Pakistan menjadi potensi ancaman global. Negara yang tidak stabil, dan terus-menerus menghadapi ancaman dan rong-rongan kelompok fundamentalis Taliban dan al-Qaidah. Menlu Israel, Avigdor Lieberman, dari partai sayap kanan Yisrael Beiteinu, belum lama ini dalam wawancaranya dengan Yerusalem Post, menempatkan Pakistan sebagai ancaman utama, bukan lagi Iran.

Sementara itu, sejumlah pemimpin Barat telah melakukan kunjungan ke Islamabad, ibukota Pakistan, dan melakukan pembicaraan dengan para pejabat di negeri itu. Beberapa hari yang lalu, Perdana Inggris, Gordon Brown, melakukan kunjungan ke Islamabad, dan bertemu dengan mitranya Perdana Menteri Pakistan, Yusuf Raja Gilani, dan mendiskusikan situasi di Buner, yang semakin memanas, akibat infiltrasi Taliban ke wilayah itu. Kanselir Jerman, Angela Merkel, menaruh perhatian yang sangat serius atas situasi yang sekarang terjadi di Pakistan. Bahkan, Panglima Pasukan Nato, di Afghanistan, Jendral Mc. Mullen, bolak-balik antara Kabul-Islamabad, mendiskusikan situasi dikawasan itu.

Para diplomat Barat di Islamabad, bertemu dengan para anggota legislative, dan mereka menaruh kekawatiran akan situasi yang ada di Buner. Kalangan Barat mengalami panik, sejak Presiden Asif Ali Zardari menandatangani persetujuan atas diberlakukannya hukum Islam di Lembah Swat, yang selama ini terjadi perang antara pejuang Taliban dengan militer Pakistan. Zardari bukan hanya menyetujui diberlakukannya syariah Islam, tetapi juga memerintahkan ditarikanya Pakistan dari wilayah Swat. Tapi, justru sekarang pejuang Taliban telah menyusup ke Buner dan menguasai wilayah itu, yang hanya berjarak 60 mil dari ibukota Islamabad.

Pemerintah di Provinsi Barat Daya Pakistan (NWFP) telah mengirimkan ratusan pasukan para ke Distrik Buner untuk menghadapi pejuang Taliban. Taliban terus meluaskan pengaruhnya, dan menyerukan kepada setiap pemerintah yang ada untuk menegakkan syariah Islam. Umumnya, para penduduk sangat menyetujui ajakan Taliban, dan mereka menganggap Taliban sebagasi pahlawan. Mereka itu bersikap baik terhadap rakyat kecil, dan mereka melindungi kepentingan para petani, ujar Nadhir Khan, yang tinggal di Distrik Buner.

Perdana Menteri Pakistan, Raja Gilani, di Islambad, menyatakan, bahwa pemerintah akan menjaga dari semua bentuk kekerasan yang akan merusak perdamaian di wilayah itu, ujarnya. “ Pemerintah tidak mengizinkan siapapun melakukan penentangan terhadap pemerintah”, tambah Gilani. Sementara itu, juru bicara pejuang Taliban di Buner, menegaskan : “Kami tidak akan meninggalkan wilayah ini”, ujar Mufti Bashir. Di Distrik Buner, pejuang Taliban mendirikan check point, dan melakukan patroli di jalan-jalan kota itu, dan memerintahkan barbershop agar tidak mau mencukur jenggut, yang merupakan ciri Islam, dan toko-toko dilarang menjual film dan musik.

Para pejuang Taliban akan terus meluaskan pengaruhnya ke distrik-distrik lainnya, dan akan terus menyebarkan syariah Islam. Penetrasi kekuatan militer pejuang Taliban, juga masuk ke Distrik Sangla, yang tidak jauh lagi dari Islamabad. Para pejuang Taliban mempunyai jaringan di seluruh Pakistan, yang akan digunakan untuk memperluas pengaruhnya, terutama dalam menegakkan syariah Islam.

Dibagian lainnya, di Buner telah berlangsung pertemuan antara pemimpin Taliban dengan sejumlah Tokoh di Buner, yang menghasilkan beberapa konsesi, tapi tidak ada y ang menyebutkan bahwa Taliban akan menarik diri dari wilayah itu. (m/st)