Lebih lanjut, Mujahid menekankan, pengakuan oleh dunia merupakan hak rakyat Afghanistan.
Sejak Taliban mengambil alih negara pada Agustus, tidak ada negara yang secara resmi mengakui pemerintahannya. Tidak ada pengakuan itu juga berdampak dengan aset dan dana Afghanistan di luar negeri yang akhirnya dibekukan.
Situasi ekonomi dan kemanusiaan di Afghanistan kemudian semakin parah.
Meskipun tidak ada negara yang mengakui pemerintahan Taliban, para pejabat senior dari sejumlah negara telah bertemu dengan para pemimpin gerakan itu baik di Kabul maupun di luar negeri.
Kunjungan terakhir dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Turkmenistan Rasit Meredow, yang berada di Kabul pada hari Sabtu. Kedua belah pihak membahas implementasi cepat dari pipa gas Turkmenistan-Afghanistan-Pakistan-India (TAPI).
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, bertemu dengan pejabat Taliban di Qatar. China telah berjanji untuk membiayai infrastruktur transportasi, dan untuk memberikan akses ekspor Kabul ke pasar China melalui negara tetangga Pakistan. [RMOL]