Menanggapi rilisan WikiLeaks terkait puluhan ribu halaman dokumen rahasia militer tentang perang di Afghanistan, seorang komandan tingkat tinggi Taliban menolak laporan yang menyatakan bahwa Taliban punya hubungan dengan agen mata-mata Pakistan.
"Dengar, kami ini sedang berperang dan berharap mendapatkan bantuan dari siapa pun untuk melawan Amerika Serikat dan sekutunya yang menyerang tanah air kami," kata Sirajuddin Haqqani.
Pada intinya, Taliban sendiri tidak peduli sama sekali dengan kebocoran dokumen itu tapi lebih memersalahkan keberadaan Amerika dan sekutunya di negeri mereka.
Menurut The New York Times, laporan militer yang bocor menunjukkan bahwa Pakistan, yang setidaknya menerima lebih dari $ 1 miliar per tahun bantuan dari AS telah bekerja sama langsung atau tidak langsung dengan Taliban dan afiliasinya di Afghanistan.
Para pejabat Amerika baru-baru ini membuat kesiempulan yang lebih kuat bahwa ada jalinan hubungan antara ISI (Pakistan’s Inter-Services Intelligence) dan kelompok-kelompok yang dicap sebagai teroris seperti yang tercantum dalam laporan oleh Dewan Hubungan Luar Negeri.
Sebagai contoh, dalam sebuah wawancara dalam acara CBS’ 60 Minutes tahun lalu, Menteri Pertahanan Robert M. Gates, menyatakan ISI memiliki hubungan dengan Taliban karena berbagai alasan strategis dan mereka bermain kedua belah pihak.
Haqqani, yang berbicara melalui telepon dari sebuah lokasi yang dirahasiakan, adalah anak tertua dari veteran pemimpin Taliban Maulvi Jalaluddin Haqqani.
"Ini hanya 30 persen dari kekejaman yang AS dan pasukan NATO lakukan terhadap orang-orang Afghanistan selama sembilan tahun pendudukan mereka," kata Haqani. "Beberapa orang kuat yang mendukung AS, kecewa dengan kekejaman mereka … Mereka tidak pernah mengakui kesalahan mereka atau penyesalan terhadap korban jiwa yang tidak bersalah dalam pemboman." (sa/dailybeast)