Taliban menyatakan akan membebaskan sisa tawanan warga Korea Selatan yang berjumlah 19 orang, setelah Seoul memastikan akan menarik pasukannya akhir tahun ini dari Afghanistan dan tidak lagi mengirimkan misionaris Kristen ke negeri itu.
"Taliban setuju untuk membebaskan 19 tawanan warga Korea Selatan dengan syarat Korea Selatan menarik pasukannya dalam jangka waktu satu tahun ini dan menghentikan aktivitas misionarisnya, " demikian pernyataan resmi pemerintah Korea Selatan.
Kesembilanbelas tawanan tersebut sudah enam minggu ditawan Taliban dan Taliban berjanji akan membebaskan delapan orang di antaranya hari ini, Rabu (29/8), seperti disampaikan komandan Taliban Mullah Basheer. Namun ia tidak memberi keterangan detil kapan dan di mana Taliban akan membebaskan tawanannya itu.
Pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk bernegosiasi langsung dengan Taliban dalam upaya membebaskan warga negaranya, setelah AS menolak membantu Korea Selatan untuk bernegosiasi dengan Taliban.
Janji Taliban untuk membebaskan semua tawanan, merupakan keberhasilan yang penting bagi Korea Selatan setelah dua minggu melakukan negosiasi yang melelahkan. Bagi Taliban sendiri, menurut sejumlah pengamat, keberhasilan mereka menekan Korea Selatan makin memperkuat kredibilitas Taliban di Afghanistan di mata pasukan asing, utamanya AS.
"Mungkin mereka tidak mendapatkan semua yang mereka tuntut, tapi mereka mendapatkan kredibilitas politik yang tinggi, " kata Mustafa Alani, direktur studi keamanan dan terorisme di Gulf Research Center yang berbasis di Dubai seperti dilansir Associated Press.
"Faktanya Korea langsung bernegosiasi dengan mereka dan itu dilakukan di wilayah Taliban… ini keuntungan buat mereka, " sambungnya.
Juru bicara Taliban Qari Yousef Ahmadi sebelumnya mengatakan bahwa mereka akan membebaskan semua tawanan dalam beberapa hari mendatang, lewat perantara para sesepuh suku-suku yang ada di Afghanistan.
Di Korea Selatan, keluarga korban penculikan mengungkapkan kegembiraannya mendengar berita pembebasan tersebut. "Saya rasanya ingin menari, " kata Cho Myung-ho, ibu dari Lee Joo-yeon, salah seorang tawanan.
Sekjen PBB Ban Ki-moon yang berasal dari Korea Selatan juga menyampaikan rasa leganya mendengar semua tawanan akan dibebaskan. "Saya senang mendengar berita ini. Saya benar-benar berharap mereka semua dibebaskan secepat mungkin, " ujarnya. (ln/AP/aljz)