eramuslim.com – Setelah Amerika Serikat dan sekutunya meninggalkan Afghanistan, Taliban kini berkuasa penuh di negara tersebut. Namun, Taliban menegaskan tidak akan menutup diri dari dunia luar.
Taliban bahkan tak menutup diri dari investasi China untuk memperbaiki Afghanistan yang porak poranda karena perang selama 20 tahun.
Jubir Taliban, Zabihullah Mujahid menegaskan bahwa pihaknya bersedia menerima pendanaan dari China untuk mencapai kebangkitan ekonomi.
“China adalah mitra terpenting kami dan mewakili peluang fundamental dan luar biasa bagi kami, karena China siap untuk berinvestasi dan membangun kembali negara kami,” kata Mujahid, dilansir Al Jazeera.
Taliban juga berharap kerja sama dengan China bisa membuka Jalur Sutra Baru. Jalur Sutra Baru merupakan infrastruktur idaman China dalam hal perdagangan global dan meningkatkan pengaruhnya di dunia.
“Ada tambang tembaga yang kaya di negara ini, yang berkat Cina, dapat dioperasikan kembali dan dimodernisasi. Selain itu, China adalah akses kami ke pasar di seluruh dunia,” tambah Mujahid.
Selama bertahun-tahun, Afghanistan menggantungkan perekonomiannya dari jutaan dollar AS bantuan asing. Namun, kini semua bantuan tersebut ditarik.
Afghanistan sebenarnya memiliki dana sekitar US$10 miliar dollar yang ditanamkan bank sentral Afghanistan di luar negeri. Namun, dana itu tampaknya tidak bisa dengan cepat ditarik oleh Taliban.
Di sisi lain, Sekjen PBB Antonio Guterres sudah mengingatkan ancaman bencana kemanusiaan di Afghanistan. Dia mendorong negara-negara memberikan dana darurat untuk perbaikan Afghanistan karena kekeringan dan perang.
“Sekarang lebih dari sebelumnya, anak-anak Afghanistan, perempuan dan laki-laki membutuhkan dukungan dan solidaritas masyarakat internasional,” katanya memohon dukungan keuangan negara maju.
“Saya mendesak mereka untuk menyediakan dana yang tepat waktu, fleksibel dan komprehensif,” tambahnya.