Taliban mengancam bakal membunuh politikus Pakistan Imran Khan lantaran dia mengaku seorang liberal. Meski begitu dia berencana melancarkan aksi unjuk rasa menentang serangan pesawat tanpa awak Amerika Serikat di sepanjang perbatasan negara itu dengan Afghanistan. “Jika dia muncul, maka pengebom bunuh diri kami akan mendatangi dia. Kami akan membunuh dia,” kata Juru bicara Taliban Ahsanullah Ahsan saat diwawancara di Kota Waziristan.
Ahsan mengatakan meski mereka dan Imran Khan sama-sama menentang Amerika Serikat, tapi mereka tetap menjadikan mantan pemain kriket itu sebagai target pembunuhan lantaran berprinsip liberal, seperti dilaporkan surat kabar Yorkshire Post, Kamis (9/8). “Kami tidak sudi Khan ikut campur dalam perlawanan terhadap serangan pesawat tanpa awak. Hanya Allah S.W.T. bisa membantu kami,” lanjut Ahsan.
Taliban sangat menentang paham liberal diyakini sebagai bentuk kebobrokan moral dan simbol demokrasi ala Barat. Selain itu, mereka mengancam bakal membunuh penduduk berpartisipasi dalam pemilihan umum mendatang.
Ancaman Taliban itu membuat terkejut banyak pihak di Pakistan. Mereka kerap mengkritik sikap Khan seolah berteman dengan organisasi perlawanan itu dan hanya berkutat mencerca kedekatan pemerintah dengan Amerika Serikat.
Beberapa politikus bahkan memberi julukan Taliban Khan lantaran pandangan politik dia dan kedekatan dia dengan kelompok muslim konservatif. Mereka menganggap itu hanya taktik meraup suara pemilih dalam pemilihan tahun ini.
Imran Khan adalah pendiri Partai Gerakan Keadilan Pakistan. Baru tahun lalu pamor dia dan partai ini melejit dalam sekejap, padahal dia sudah malang melintang menjadi politikus selama satu dekade. Pada 1992, dia membawa tim nasional kriket negara itu memenangkan kejuaraan dunia.
Sebelumnya Imran Khan memang dikenal sebagai lelaki hidung belang dan bergaya hidup glamor. Dia menikah dengan pesohor Jemima Khan, tapi keduanya bercerai delapan tahun lalu. Sejak itu dia terlihat makin religius.
Selain menjadi politikus, Imran Khan adalah rektor Universitas Bradford sejak tujuh tahun lalu. Tetapi dia tidak hadir dalam upacara wisuda bulan lalu akibat kondisi politik di Pakistan.
Dalam beberapa acara televisi, Imran Khan kerap menyatakan dirinya liberal, tapi tetap menjalankan ibadah sesuai tuntunan syariah.
Taliban sampai saat ini masih bercokol di sepanjang perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan. Lantaran medan sulit, Amerika memilih melancarkan serangan menggunakan pesawat tanpa awak.
Namun, pemerintah Amerika Serikat khawatir jika mereka angkat kaki sepenuhnya dua tahun lagi dari Afghanistan, Taliban bakal kembali dan menguasai negeri itu.(fq/merdeka)