Takutlah Indonesia Dengan Ancaman Trump?

Resolusi MU PBB tidak mempunyai kekuatan mengikat dan tidak diikuti oleh aksi tertentu, khususnya aksi militer. Ini berbeda dengan keputusan DK PBB.

Namun, jika rancangan tentang Yerusalem ini menjadi resolosi MU, itu menjadi satu keputusan yang super penting. Karena, dunia menegaskan betapa terisolasinya AS soal Yerusalem. AS bukan hanya terhina, tapi sudah dinobatkan sebagai “negara pariah” soal Yerusalem. “Belum pernah AS berada pada posisi sehina ini dalam diplomasi internasional,” kata Dradjad.

Karena itu, sangat penting bagi Indonesia teguh dan konsisten mendukung Palestina melalui dukungan terhadap resolusi tersebut. “Abaikan saja ancaman AS-nya Trump. “

Apalagi, Indonesia dan negara-negara OKI tidak sedang menghina AS. Yang dilawan adalah AS-nya Trump. “Mengapa saya sebut demikian? Pertama, mayoritas pemilih AS tidak memilih Trump dalam pilpres 2016. Jumlah suara Trump kalah hampir 3 juta dari Clinton. Trump hanya mendapat suara 62,98 juta, sementara Clinton 65,85 juta,” kata Dradjad

Kedua, lanjutnya, setelah 1 tahun menjabat, rating persetujuan (approval rating) Trump hanya 35 persen. Belum pernah ada Presiden AS dengan rating di bawah 40 persen. Yang terendah sebelumnya adalah Ronald Reagan, 49 persen setelah setahun menjabat. Presiden Nixon, Obama, Bill Clinton, dan Carter berada pada 55-60 persen. George W. Bush, John F Kennedy, George H.W. Bush dan Dwight Eisenhower bahkan pada posisi 86 persen, 77 persen , 71% dan 69 persen

“Jadi, AS bukan Trump, dan Trump bukan cerminan AS. Abaikan dan lawan saja Trump.”