Warga Pankow-Heinersdorf, sebuah kota kecil di Berlin Timur, Jerman menolak pembangunan masjid pertama di wilayah itu meski sudah mendapat izin dari pemerintah kota setempat. Mereka juga mengatakan tidak mau hidup berdampingan dengan warga Muslim.
Beragam alasan yang dikemukakan warga atas penolakan tersebut. Seorang laki-laki berusia 50 tahunan pada AFP, Minggu (14/5) menuding warga Muslim ingin mendirikan kekhalifahan di Eropa.
"Meski masjid itu tidak besar dan mereka (warga Muslim) mengatakan tidak akan menimbulkan kebisingan, saya tidak mau ada masjid di sini," kata laki-laki yang tidak mau disebut namanya itu.
Menurut walikota distrik Pankow, Burkhard Kleinert yang juga anggota kelompok sayap kiri di Jerman, warga di kota itu ketakutan wilayahnya akan ‘di-Islamkan’ sehingga harga tanah akan anjlok. Mereka juga khawatir pendirian masjid itu akan menimbulkan persoalan dan keramaian.
Kleinert mengatakan, dewan lokal sudah menerima sejumlah ancaman yang menyatakan akan membakar masjid jika jadi didirikan. Atas munculnya konflik ini, ia menyalahkan dewan kota yang tidak memberi informasi sebelumnya pada warga lokal bahwa mereka sudah menjual sepetak tanah pada warga Muslim setempat.
Pada akhir Maret lalu, dewan kota menggelar pertemuan publik yang dihadiri sekitar 500 orang tentang rencana pendirian masjid itu. Pertemuan yang melibatkan para pemuka agama Islam dan anggota partai neo Nazi, Partai Nasional Demokratik, dilakukan sebanyak tiga kali dan hampir berakhir dengan keributan.
Sekarang, warga setempat membentuk sebuah komite resmi untuk menentang pendirian masjid tersebut dan memisahkan diri dari kalangan neo Nazi yang juga memprotes pendirian masjid itu.
Melihat situasi yang tidak memungkinkan, warga Muslim di Pankow-Heinersdorf mengalah dan menunda pembangunan masjid tersebut. "Kami akan menunggu sampai sikap warga reda sebelum kami memulai pembangunan," kata Imam Abdul Tariq. Padahal surat izin pembangunan dari walikota sudah keluar sejak bulan April lalu.
Tariq mengaku heran dengan alasan kekhawatiran yang diajukan warga. Namun ia bertekad untuk memberikan pengertian pada warga setempat. "Kami akan mengatasi sikap penentangan mereka dengan menunjukkan bahwa kami adalah umat yang bersahabat dan berperilaku baik," katanya. Tariq menegaskan, kalau warga tetap menentang, ia akan minta aparat keamanan ikut menjaga masjid mereka.
Warga Muslim di Jerman telah berhasil mendirikan sebuah masjid di kota Tegel dekat bandara. Mereka terpaksa mendirikan masjid di tempat itu karena mereka hanya mampu membeli tanah di tempat itu. Padahal letaknya tidak cukup layak, karena berada di tengah-tengah jalan utama, gedung-gedung apartemen dan toko-toko makanan cepat saji. Warga Muslim di Berlin membeli tanah itu dari sebuah perusahaan yang menanganai privatisasi tanah-tanah milik bekas kelompok Republik Demokratik Jerman.
Masjid sebenarnya bukan bangunan yang asing bagi warga Jerman. Masjid pertama di Jerman didirikan di Postdam oleh Raja Frederick William I asal Prusia untuk pasukan tentaranya yang berasal dari Turki.
Saat ini ada sekitar 30 masjid di Jerman, kebanyakan berada di kota Neukölln dan Kreuzberg. Di kota Berlin sendiri, masjid pertama dibangun pada 1924. Saar ini jumlah warga Muslim di Jerman diperkirakan mencapai 3,4 juta jiwa, 2/3 nya adalah Muslim keturunan Turki. Agama Islam menjadi agama ketiga terbesar di Jerman setelah Protestan dan Katolik. (ln/iol)