Israel memutuskan untuk melanjutkan penggalian di sekitar kompleks Masjid al-Aqsa, meski penggalian yang sudah dilakukan sejak Februari kemarin menuai protes dari umat Islam.
Israel berdalih penggalian yang dilakukannya untuk membersihkan lokasi tempat akan dibangunnya trotoar baru bagi para pejalan kaki yang akan menuju ke Kota Tua, Yerusalem Timur.
Namun kalangan Muslim khawatir penggalian itu akan merusak pondasi bangunan yang menjadi tempat-tempat suci di lokasi yang oleh kaum Yahudi diyakini sebagai lokasi bekas kuil Yahudi.
Mentri imigrasi Israel Yaacov Edri mengklaim sebuah komite independent Turki yang sudah melakukan peninjauan ke lokasi penggalian dan komite itu menyetujui proyek tersebut.
Ia mengungkapkan, penggalian pernah dihentikan pada bulan Juni lalu, tanpa penjelasan, tapi sekarang penggalian akan dilanjutkan “dengan segera. ”
Mendengar pernyataan pemerintah Israel yang disampaikan Edri satu-satunya etnis Arab yang duduk dalam cabinet Israel Raleb Majadele mengajukan keberatan.
“Saya menginginkan penggalian dibatalkan, karena waktunya tidak tepat melihat situasi politik saat ini, kata Majadele.
Namun juru bicara otoritas benda-benda bersejarah Israel Dalit Menzil menyatakan, pihaknya kini tinggal menunggu instruksi dari pemerintah untuk melanjutkan penggalian.
Di tempat lain, Adnan Husseini penasehat Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan, jika Israel menyetujui penggalian kembali di sekitar Masjid al-Aqsa, maka tindakan itu akan mengacam pertemuan yang akan digelar di Maryland. (ln/aljz)