Sejak pecahnya perang, Amerika Serikat telah memberi ‘Israel’ dukungan militer, intelijen, dan diplomatik yang paling kuat, sampai-sampai para kritikus menganggap Washington sebagai “kaki tangan” dalam “kejahatan perang” ‘Israel’ di Gaza.
Abbas menggambarkan apa yang terjadi di Gaza sebagai “tidak ada kejadian yang lebih besar dan lebih mengerikan di dunia ini selain Nakba tahun 1948,” dan menambahkan bahwa Gaza “membutuhkan puluhan miliar (dolar) untuk setidaknya kembali menjalani kehidupan baru,” ujarnya.
Sejak agresi ‘Israel’ 7 Oktober sudah lebih 20.000 warga Gaza gugur dan hancurnya wilayah yang telah diblokade lebih 17 tahun itu. Meski demikian, Hamas telah membebaskan 150 warga Palestina dari penjara ‘Israe’, sebaga bagian dari kesepakatan gencatan senjata negara itu dan kelompok Hamas pada 24-27 November.
Mayoritas tawanan yang dibebaskan adalah warga yang tinggal di Tepi Barat, yang dikuasai Otoritas Palestina, bukan Hamas. Sebaliknya, aparat Otoritas Palestina justru membantu penjajah ‘Israel’ menangkapi warga anti-penjajah yang berunjuk rasa mendukung perlawanan. (sumber: Hidayatullah)