Sejumlah masjid di Bulgaria terpaksa tutup karena kekurangan tenaga imam untuk memimpin para jamaah. Saat ini, ada lebih dari 1.500 masjid di Bulgaria, namun Rumah Fatwa-otoritas agama Islam tertinggi di Bulgaria-hany mampu menyediakan 900 imam.
Karena kekurangan tenaga imam, sekitar 200 masjid yang tersebar di seluruh Bulgaria tidak menjalankan aktivitas apapun selama bulan Ramadhan. Kondisi ini sangat disayangkan mengingat minat masyarakat Bulgaria terhadap Islam makin meningkat.
Mufti Bulgaria, Mustafa Haci mengatakan, ada dua faktor utama minimnya tenaga imam di Bulgaria. Pertama, karena situasi ketika komunis masih berkuasa di negeri itu. Pemerintah komunis melarang berdirinya sekolah-sekolah Islam sehingga sekarang Bulgaria kekurangan orang yang memiliki pehamanan agama yang layak untuk menjadi imam. Faktor kedua, karena terbatasnya dana yang dimiliki Rumah Fatwa untuk menggaji imam dalam jumlah banyak.
"Dalam beberapa kasus, para imam menerima gaji dari donasi warga Muslim di lingkungannya. Tapi pada kasus-kasus lainnya, sejumlah imam mengundurkan diri karena merasa gajinya kurang, atau lebih senang menjadi imam di masjid-masjid di kawasan orang-orang kaya dan mengabaikan desa-desa yang miskin," ujar Haci.
Haci mengakui belakangan ini, minat Muslim dan non-Muslim pada Islam makin meningkat. Jumlah jamaah yang salat ke masjid-masjid terus bertambah, apalagi di bulan Ramadhan seperti sekarang ini. Selain itu, banyak non-Muslim yang memeluk agama Islam.
"Saat ini, kami sedang banyak menerjemahkan buku-buku Islam berbahasa Arab dan Turki ke dalam bahasa Bulgaria, agar masyarakat Bulgaria lebih mudah memahami Islam. Tidak seperti negara Eropa lainnya, dimana warga Muslimnya kebanyakan para imigran, Bulgaria adalah satu-satunya negara Uni Eropa yang warga Muslimnya merupakan komunitas lokal yang sudah ada di Bulgaria sejak berabad-abad yang
Jumlah Muslim di Bulgaria sekitar 12 persen dari 7,8 juta total penduduk negeri itu. Namun Rumah Fatwa menyebutkan prosentase warga Muslim hampir 25 persen dari total penduduk. Kebanyak dari mereka berasal dari etnis Turki, keturunan-keturunan dari dinasti Utsmaniyah saat memperluas kekuasaannya ke Eropa. (ln/iol)