Tak Ada Penghormatan Untuk Saddam Hussein Di Negara Arab

Seorang dosen di Arab dipecat begitu saja karena meminta mahasiswa-mahasiswanya di sebuah universitas swasta di Bahrain untuk mengheningkan cipta selama satu menit sebagai penghormatan kepada mantan presiden Irak Saddam Husain.

Administrasi universitas memecat dosen tersebut setelah para mahasiswa Bahrain dan Kuwait mengeluhkan permintaan itu, begitu laporan harian Al Ayam dari Bahrain beberapa jam yang lalu.

Sang dosen yang mengajar ilmu politik diduga meminta mahasiswanya untuk memberikan perhatian terhadap " pahlawan bangsa (Arab)." Namun kemudian, beberapa mahasiswa mengajukan kepada rektor universitas untuk mengadakan penyelidikan atas insiden itu.

Saddam menjadi tokoh kontroversial di Bahrain dan beberapa negara Arab lainnya. Seperti diketahui, hari eksekusi kematiannya di tiang gantungan, tepat sehari sebelum hari raya Idul Adha. Bagi sejumlah pengamat, pemilihan waktu eksekusi yang menjelang hari suci umat Islam itu mengandung pesan pelecahan terhadap umat Islam, sekaligus peringatan bagi pemimpin Muslim agar tunduk pada kemauan Amerika Serikat.

Kelompok Hamas Palestina menilai eksekusi terhadap Saddam sebagai "pembunuhan politis" dan melanggar hukum internasional. "Eksekusi terhadapnya … adalah pembunuhan politis yang melanggar hukum internasional yang ditujukan untuk melindungi para tawanan perang," kata jurubicara Hamas, Fawzi Barhum, ketika itu.

Dan sekarang, bahkan hanya untuk menghormati jasa-jasanya kepada rakyat Muslim Iraq, tak lagi pernah dibebaskan di tanah Arab. Malang benar. (sa/gulfnews/hkmh)