Tak Ada Maaf Kepada Muslim Yang Telah Dijebak Operasi Palsu FBI

Meskipun kritik terus berdatangan, Jaksa Agung AS, Eric Holder tetap membela operasi palsu FBI dalam menjebak tersangka teror, demikian The New York Times melaporkan Sabtu, 11 Desember.

"Operasi telah terbukti menjadi alat penegakan hukum penting dalam mengungkap dan mencegah potensi serangan teror," kata Holder dalam acara jamuan makan malam tahunan yang diselenggarakan oleh Advokat Muslim, sebuah kelompok advokasi nasional yang berbasis di San Francisco.

Pembelaan Holder ini menyusul keributan yang terjadi disebabkan oleh penangkapan FBI terhadap dua warga naturalisasi Amerika.

Seorang warga Amerika kelahiran Nikaragua ditangkap hari Rabu, 8 Desember, dalam operasi palsu FBI dengan plot menyerang pusat perekrutan militer AS di Maryland.

Insiden ini juga menyusul penangkapan seorang Somalia-Amerika bulan lalu oleh FBI dengan tuduhan menyerang pohon-lampu upacara Natal di Oregon.

Kegempar meningkat setelah media mengungkapkan bahwa FBI menugaskan seorang informan non-Muslim di sebuah masjid California.

Operasi palsu FBI telah memicu kegemparan di Amerika Serikat karena penjebakan terhadap anak muda Muslim, yang sama sekali tidak menimbulkan ancaman apapun terhadap keamanan AS.

Namun Holder bersikeras bahwa operasi FBI itu "penting" untuk melindungi keamanan nasional AS.

"Saya tidak akan minta maaf atas perbuatan agen-agen FBI itu dalam menangani pekerjaan mereka," kata Holder.

Tahun lalu, berbagai kelompok Muslim mengancam akan memutuskan semua kontak dengan FBI karena taktik penyusupan informan ke masjid untuk menjebak para jamaah. (sa/onislam)