Sejumlah senator dan analis politik di AS mendesak agar AS menghentikan retorika perangnya terhadap Iran menyusul laporan terbaru yang dirilis lembaga National Intelligence Estimate (NIE) yang menyatakan bahwa Iran sudah tidak lagi mengembangkan senjata nuklir sejak empat tahun yang lalu. Mereka menyarankan agar AS membuka dialog yang lebih serius dengan Negara Para Mullah itu.
"Laporan terbaru NIE menjadi siraman air dingin bagi upaya-upaya yang menginginkan konfrontasi militer dengan Iran. Laporan NIE mengisyaratkan bahwa kita perlu melakukan dialog yang lebih riil dengan Iran, dan bukan melakukan konfrontasi secara militer, " kata Rand Beers, presiden National Security Network, sebuah lembaga think-tank di AS.
Sementara itu Senator Barack Obama mengatakan, "Laporan terbaru NIE sekaligus mengingatkan anggota Kongres agar berhati-hati membaca laporan-laporan intelejen, sebelum memberikan wewenang pada presiden untuk menggunakan kekuatan militer. "
Para analis pollitik di AS juga menyatakan, dengan adanya laporan terbaru NIE ini, Bush juga seharusnya tidak menjatuhkan sanksi yang lebih berat pada Iran. Mantan pejabat di CIA, Pentagon dan sekarang bekerja di Brooking Institution, Bruce Riedel mengatakan, pemerintahan Bush harus memiliki argumen yang kuat bagi rencananya mengeluarkan resolusi ketiga pada Iran.
Analis di American Enterprise Michael Rubin sependapat dengan Riedel. Ia mengatakan, laporan terbaru NIE menjadi alasan bagi Berlin, Beizing dan Moskow untuk tidak memberikan dukungan terhadap rencana resolusi ketiga AS pada Iran.
Banyak kalangan di AS meyakini, laporan NIE, merupakan kesempatan bagi Bush untuk memilih opsi dialog dan diplomasi dengan Iran dalam masalah program nuklir Iran. Pimpinan Partai Demokratik di Senat Harry Raid meminta Bush untuk meniru langkah dialog yang dilakukan mantan presiden Ronald Reagan dengan Uni Sovyet. Sementara Senator dari Partai Republik Chuck Hagel berharap Bush meninggalkan kesan yang baik dan menunjukkan fleksibilitasnya menjelang masa akhir jabatannya.
"Jika kita bijak dalam masalah ini, jika kita hati-hati, saya pikir kita akan punya banyak kesempatan, " tukas Hagel. (ln/iol)