Terlepas dari kemajuan teknologi berkendara autopilot ciptaan Google, BMW, Nissan, dan Audi, serta beberapa peraturan otonomi seperti di Nevada dan California yang mengizinkan sebuah mobil berkendara tanpa pengemudi.
Para ahli menilai teknologi ini masih belum realistis dalam jangka waktu dekat. Kongres dunia Society of Automotive Engineers 2013 menyimpulkan bahwa teknologi seperti autopilot akan mulai memiliki masa depan di awal 2025.
“2025 adalah waktu yang pas untuk melihat mobil dapat berkendara sendiri,” kata Christian Schumacher, Continental Automotive’s Advanced Driver Assistance Systems, seperti dikutip Nydailynews (19/4/13). Sampai saatnya nanti, bagaimanapun juga, teknologi pasti sudah menemukan cara untuk benar-benar cocok di jalanan.
Mengidentifikasi pejalan kaki dan pesepeda, garis jalan, serta parkir otomatis adalah sedikit dari elemen yang harus dimiliki teknologi tersebut, jika memang mobil autopilot ingin diproduksi massal.
Aspek keamanan dari kendaraan autopilot juga menjadi sangat krusial. Pemerintah Nevada dan California telah meloloskan peraturan itu dengan syarat tetap ada pengemudi dengan izin khusus di balik kemudi. Meskipun penyebab kecelakaan terbesar tetap berasal dari kesalahan manusia, tetap saja faktor keamanan masih harus ada.
“Pengalihan pada pengemudi dan teknologi keamanan berlayar dengan dua perahu yang berbeda saat malam hari,” ungkap Peter Sweatman, director of the University of Michigan’s Transportation Research Institute saat konferensi itu berlangsung.
Walaupun mobil autopilot masih belum menyelesaikan masalah pengalihan pada pengemudi saat berkendara. Pemuka automotif dunia telah menyetujui bahwa dalam implementasinya fitur autopilot mungkin saja membantu mengurangi pengalihan pengemudi agar tetap mengikuti rambu lalu lintas yang ada. Termasuk juga dengan kemudi otomatis untuk menghindar dari potensi kecelakaan. Mobil autopilot masih butuh waktu sampai akhirnya terealisasi dengan maksimal.( NY Dailynews/Okezone)