Tahukah Anda: Presiden AS Dukung Aborsi Dengan Alasan Rasis

Sosok Presiden AS ke-37 ini memang kontroversial. Dialah presiden pertama AS yang mundur dari jabatannya sepanjang sejarah kepresidenan Negeri Paman Sam itu karena terlibat skandal politik "Watergate" yang sempat mengguncang AS. Dengan janji "perdamaian yang bermartabat", Nixon mengakhiri perang AS di Vietnam setelah ribuan pasukan AS menjadi korban dalam perang tersebut.

Tapi siapa kira, presiden negara yang selama ini mengklaim sebagai negara demokratis ini ternyata punya bakat rasis. Presiden Nixon diam-diam tidak suka dengan percampuran ras dan ia mendukung aborsi terhadap kehamilan yang berasal dari percampuran ras.

Hal ini terungkap dari rekaman-rekaman pembicaraan dan hubungan telepon yang dilakukan Nixon di sejumlah lokasi, antara lain di gedung Oval dan Camp David. Ironisnya, rekaman yang dikatagorikan rahasia Gedung Putih itu, dibuka untuk publik oleh pihak Perpustakaan Kepresidenan Richard Nixon.

Dalam salah rekaman, Nixon mengatakan pada penasehatnya Charles Colson, "Saya akui, ada saat-saat dimana aborsi perlu dilakukan, saya tahu itu." Perbincangan ini berlangsung tahun 1973, setelah Mahkamah Agung AS menyetujui bahwa aborsi sebagai tindakan legal.

Dalam perbincangan itu, Nixon memberi contoh aborsi yang perlu dilakukan adalah aborsi terhadap kehamilan dari orangtua campuran antara kulit putih dan kulit hitam. Selanjutnya, ia mendukung pernyataan Colson, bahwa aborsi boleh dilakukan terhadap korban perkosaan yang hamil.

Dalam rekaman lain, Nixon menghubungi George H.W. Bush-yang kemudian juga menjadi presiden AS-dan menyarankan Bush agar merekrut perempuan-perempuan konservatif yang berpenampilan menarik untuk dipekerjakan di kantor Partai Republik. Saat itu, George H.W. Bush menjabat sebagai ketua Partai Republik.

"Saya memperhatikan dua orang perempuan yang sangat menarik, keduanya orang Republikan, di lembaga legislatif. Sebaiknya kita cari lagi perempuan-perempuan seperti itu … saya berpendapat, mungkin seorang perempuan bisa menang di tempat-tempat yang tidak bisa dimenangkan oleh seorang lelaki. Apakah Anda pernah memikirkan ini juga?" kata Nixon pada Bush.

Nixon menjadi presiden AS di era tahun 1969-1974. Tahun 1973, Nixon memberlakukan kebijakan agar seluruh percakapan dan hubungan telepon di Gedung Putih direkam, termasuk percakapannya sendiri. Dan selama rentang waktu bulan Januari sampai Februari 1973, terekam kurang lebih 150 jam percakapan. Nixon mungkin akan berpikir lain, kalau tahu percakapannya tentang aborsi itu bakal jadi konsumsi publik di kemudian hari, yang menunjukkan citra dirinya sebagai sosok presiden AS yang rasis. (ln/prtv)