Muslim Uighur yang ingin menjadi pengacara harus menandatangani perjanjian untuk tidak membiarkan salah satu keluarga mereka memelihara jenggot atau jilbab dan cadar , kebijakan ini segera dikecam oleh Muslim Uighur sebagai ancaman kebebasan pengacara .
” Pengacara harus berkomitmen untuk menjamin bahwa anggota keluarga dan kerabat tidak memakai cadar , jilbab atau berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan ilegal , dan bahwa laki-laki muda dilarang memelihara jenggot panjang , ” dikutip dari situs departemen Pengadilan Xinjiang dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Reuters, Rabu , 13 November.
Menurut peraturan baru , pengacara di Turpan , sebuah kota oase di sebelah tenggara dari ibukota Urumqi , siapapun yang ingin menjadi pengacara di daerah tersebut harus menandatangani perjanjian untuk mengecam ekstrimisme dan dilarang berpartisipasi dalam ” kegiatan keagamaan ilegal . ”
Ikrar ini , menurut pernyataan itu , termasuk melarang anggota keluarga mereka mengenakan burqa atau tumbuh jenggot panjang .
Sebagai ” kekuatan penting ” untuk melindungi stabilitas sosial , pernyataan itu mengatakan bahwa pengacara harus mengambil peran utama dalam memerangi ekstrimisme .
Langkah baru ini dilihat sebagai mengintensifkan otoritas China untuk menyapu tindakan keras di Xinjiang , menyusul serangan pada 28 Oktober ketika sebuah mobil menabrak dan menewaskan dua wisatawan dekat Tiananmen Square dan kemudian terbakar .
Pemerintah telah melabelkan aksi terorisme terhadap Muslim Uighur .
Muslim Uighur telah menolak tuduhan pemerintahan China atas insiden Lapangan Tiananmen sebagai ” serangan teroris ” sebagai dalih untuk mengalihkan penindasan pemerintahan China terhadap Uighur .
Kongres Uyghur Dunia mengatakan bahwa orang-orang yang tidak menandatangani perjanjian itu akan berisiko kehilangan lisensi mereka untuk praktek hukum atau akan menghadapi penyelidikan dari negara.
“Pasukan reformasi peradilan menghadapkan engacara Muslim Uighur kepada dua pilihan saja : menjaga kesucian tugas mereka sebagai pengacara tetapi kehilangan kebebasan pribadi mereka , atau melanggar etika profesi mereka dan mendukung penindasan China terhadap orang Muslim Uighur , ” kata juru bicara kelompok itu , Dilxat Raxit , mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Reuters pada hari Rabu, 13 November. (OI.net/KH)