Syaikh Muhammad El-Soghyr, anggota Jamaah Al-Islamiyah, menyatakan kubu “sekuler” dan liberal menjadi agen Barat, sewaktu berpidato di lapangan tahrir jumat kemarin (9/11).
“Nabi Muhammad kami memerangi kafir Mekkah, yang sekarang diwakili oleh kaum Liberal,” kata El-Soghyr.
El-Soghyr menambahkan bahwa undang-undang yang tidak berdasar dari syariah Islam itu sama sekali tidak dapat diterima di Mesir, yang merupakan negeri Islam.
“Kubu sekuler dan liberal sebenarnya tidak percaya pada hal-hal yang mereka sebut seperti demokrasi, mereka hanya percaya pada pesanan yang dikirim kepada mereka melalui mediator Barat,” klaim El-Soghyr.
El-Soghyr mengklaim bahwa adalah “kehendak Tuhan” Muslim menginginkan seorang presiden yang merupakan perwakilan dari Mesir dan salah satu yang akan memerintah dengan hukum Syariah Islam, mengacu pada Presiden dari Ikhwanul Muslimin, Muhammad Mursi.
“Kami masih menunggu dan tidak akan berkedip sampai hukum Allah diterapkan. Ini adalah keinginan yang kami miliki sejak lama,” kata syaikh tersebut.
Dia menyatakan lebih lanjut bahwa aksi protes mereka adalah “tugas yang ditetapkan Allah di Al-Quran.”
El-Soghyr melanjutkan pidatonya dengan mendesak umat Islam yang mengklaim percaya kepada Allah dan nabi-Nya untuk menegakkan hukum Allah, sembari mempertanyakan apakah “ada yang lebih baik pembuat hukum selain Allah?”
“Jika saya mempertanyakan hukum dan wahyu dari Allah yang saya menyembah, maka saya lebih baik mencari Tuhan yang lain,” tambahnya.
El-Soghyr lebih lanjut menyerukan pembebasan dari Syaikh buta, Umar Abdul Rahman, yang menjalani hukuman seumur hidup di AS atas tuduhan serangan teroris tahun 1993.(fq/alahram)