Eramuslim.com -Penghinaan yang terjadi kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tidak akan mengurangi bahkan tidak akan menjatuhkan martabat beliau. Bagaimana orang dapat menurunkan martabat beliau sedangkan Allah Ta’ala sudah meninggikan martabat beliau. Jika Allah sudah meninggikan martabat (derajat) seseorang, maka tidak akan ada satupun yang mampu menurunkan martabatnya. “Wa ro fa’naa laka dzikrok (dan Kami tinggikan sebutan (nama) mu bagimu.” (QS Al-Insyirah: 4)
Demikian kata Syaikh Ali Jaber, ulama kelahiran Madinah yang kini berdakwah di Indonesia, saat mengisi tausiyah peringatan Maulid Nabi di Kantor DPP PKS, Jakarta, Minggu kemarin (1/11/2020).
Ketika Nabi صلى الله عليه وسلم dihina dan dicacimaki di masa hidupnya, beliau tidak pernah membalas cacian tersebut. Terkait dengan diri Nabi sendiri beliau tidak pernah mengunggulkan dirinya, beliau justru bersikap murah hati dan merendahkan hati. Itulah salah satu kelebihan Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Ketika sekelompok kaum Yahudi melecehkan Nabi dengan mengucap “Assamu ‘alaikum” artinya celakalah bagimu, Sayyidah Aisyah marah hingga melaknat kaum Yahudi itu dengan berkata “kalianlah yang celaka, kalianlah yang dilaknat Allah”. Nabi pun menegur ‘Aisyah dengan lembut. “Jangan Ya Aisyah, cukup hanya menjawab dengan wa ‘alaykum”.’
Dalam ceramahnya, Syaikh Ali Jaber juga menyinggung apa yang terjadi di Prancis. Dalam membela Nabi jangan memberi keputusan ketika kita sakit hati. Ketika kehormatan kita dijatuhkan, jangan biarkan emosi menguasai diri kita. Kita harus bijaksana, kita harus sebarkan akhlak mulia Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Justru akhlak seseorang diuji ketika ia tertekan dalam ujian, tertekan dengan kehinaan dan musibah. Apakah sikap kita lembut atau bersikap kasar.