Juliano Mer-Khamis mungkin bisa mewakili sisi lain dari betapa rumitnya konflik Israel-Palestina. Mer-Khamis lahir dari pasangan Palestina-Yahudi.
Ayah Khamis adalah orang Palestina bernama Saliba Khamis, yang kemudian menjadi salah satu tokoh pemimpin Partai Komunis Israel. Sedangkan ibu Mer-Khamis, bernama Arna Mer, adalah perempuan Yahudi yang bekerja sebagai aktivis untuk anak-anak di kamp pengungsian Palestina di Jenin, setelah pecah gerakan Intifada pertama pada awal tahun 1990-an.
Juliano Mer-Khamis sendiri, lahir di kota Nazareth. Ia bersama ibunya, cukup lama tinggal di kamp pengungsian Jenin. Setelah dewasa, Mer-Khamis merintis karir menjadi seorang aktor film dan akhirnya menjadi seorang sutradara.
Salah satu film yang disutradarinya berjudul "Arna’s Children" diproduksi tahun 2004, yang menceritakan kehidupan ibunya dan perjuangan warga Palestina di Jenin menghadapi penindasan rezim Zionis Israel. Ia juga menjadi salah satu pemeran dalam film "Miral", film tentang Palestina yang baru-baru ini di putar di Dewan Umum PBB dan membuat Israel berang. Mer Khamis juga berperan dalam pembangunan gedung Freedom Theater di Jenin pada tahun 2006.
Tapi, tak semua orang merasa senang dengan sineas Israel yang pro-Palestina itu. Juliano Mer Khamis, 52, tewas ditembak orang tak dikenal pada Senin (4/4) di kota Jenin, Tepi Barat.
Belum diketahui siapa pelaku penembakan, dan apa motifnya. Namun sejumlah pejabat di Palestina meyakini bahwa pelakunya kemungkinan dari kelompok yang selama ini menentang aktivitas Mer-Khamis yang dianggap membawa budaya liberal ke Jenin, dimulai dengan pembangunan gedung Teater Freedom.
Perdana Menteri Otoritas Palestina Salam Fayyad mengecam aksi pembunuhan itu, dan menyebutnya sebagai "kejahatan yang keji". Ia berjanji untuk menemukan pelakunya dan membawanya ke pengadilan.
Keberadaan gedung Teater Freedom dianggap merusak budaya konservatif dan tradisional masyarakat Muslim di Palestina, khususnya di kota Jenin. Sejak didirikan tahun 2006, gedung teater itu sudah dua kali diserang. (ln/LATimes)