Surat kabar Israel Ha’aretz, pekan ini menyoroti pemerintahan Israel yang memilih seorang sutradara anti-Zionis sebagai sutradara yang akan membuat film untuk menyambut ulang tahun ke-60 negara Zionis tersebut.
Eyal Sivan, seorang sutradara yang menyebut dirinya sendiri sebagai seorang anti-Zionis, akan menerima bayaran 650 ribu shekel Israel untuk menggarap sebuah film dengan tema The Independence Day atau Hari Kemerdekaan.
Pemilihan Eyal Sivan sebagai sutradara dalam proyek peringatan hari ulang tahun sebuah negara haram yang ke-60 ini digugat oleh kalangan konservatif dan kelompok sayap kanan Israel yang dikenal ekstrem. Pasalnya, 650 ribu shekel yang diterima Sivan diambil dari pajak yang dibayar oleh rakyat Israel. Mereka mengkhawatirkan, film yang digarap Eyal Sivan ini akan merugikan Israel sendiri pada akhirnya nanti.
Film ini sebetulnya bagian kecil dari proyek besar peringatan Israel ke-60. Rencananya, film yang berisi tentang sejarah dan rancangan masa depan Israel ini ditayangkan dan diproduksi di stasiun televisi Channel 8. Eyal Sivan menjadi pilihan yang kontroversial karena dalam karirnya sebagai film maker ia pernah menyatakan bahwa, rencana pemisahan Israel dan Palestina yang dilakukan oleh PBB pada tahun 1947, adalah sebuah kesalahan. Ia menyebut, merebut Palestina sebagai tanah bagi orang-orang Yahudi adalah sebuah kesalahan dalam sejarah Yahudi.
Eyal Sivan pernah bekerjasama dengan seorang sutradara Palestina, Michel Keifi dan memproduksi sebuah film dokumenter dengan judul Route 181, yang semakin membuatnya jadi kontroversial. Karena, film ini menggambarkan perlakuan kejam Israel terhadap rakyat Palestina yang dibandingkan dengan kekejian Nazi memperlakukan kaum Yahudi pada masa Perang Dunia II.
Pada Perang Libanon yang baru terjadi lalu, Eyal Sivan menjadi salah seorang yang turut menandatangani petisi mendukung penduduk sipil Libanon dan Palestina. Apakah dalam filmnya di proyek ini, Eyal Sivan akan menyerang Israel dengan obyektif? Tunggu saja tanggal mainnya. (na/str/ha’aretz)