Susahnya Membangun Masjid di Eropa

Di Eropa Islam menjadi agama kedua terbesar setelah Kristen. Meski demikian, di sejumlah tempat di wilayah Eropa, umat Islam masih menghadapi banyak kendala untuk menjalankan aktivitas keagamaannya, termasuk membangun masjid. Rencana mereka untuk membangun tempat ibadah, kerap ditentang keras oleh kelompok kiri dan sejumlah pemuka gereja.

Padahal dengan semakin berkembangnya umat Islam di Eropa, dibutuhkan tempat ibadah yang layak dan memadai, sekaligus tempat mereka berkumpul dan bertemu satu sama lain. Selama ini, banyak warga Muslim di Eropa yang hanya bisa puas menjadikan garasi-garasi rumah mereka, atau pabrik-pabrik tua sebagai musholla kecil. Tak berlebihan rasanya, jika mereka ingin membangun sebuah masjid besar. Namun keinginan itu justru sering dicurigai sebagai upaya orang-orang Islam untuk perlahan-lahan menguasai Eropa atau upaya "Islamisasi" Eropa.

"Saya punya perasaan tidak enak tentang pembangunan masjid-masjid, " ujar Kardinal Joachim Meisner dari gereja Katolik di kota Cologne, Jerman.

"Sebuah masjid akan memberikan pemandangan yang berbeda bagi panorama kota. Dari sejarah kami, ada semacam trauma bahwa imigran Muslim telah membawa perpecahan budaya dalam budaya Jerman dan Eropa kami, " tukasnya.

Pakar Islam Eropa dari Universitas Humbolt, Berlin Riem Spielhaus menyatakan bahwa masjid merupakan isu yang kontroversial. Menurutnya, secara umum, bangunan berupa tempat-tempat ibadah memiliki nilai simbolis yang tinggi di Eropa. Sebagai contoh, kata Spielhaus, Gereja Katedral atau gereja-gereja pada umumnya merupakan titik sentral dari sebuah kota.

"Sebuah masjid, secara simbolis menjadi pertanda sebuah perubahan yang telah dilakukan oleh sebuah masyarakat. Ini akan membuka kembali perdebatan, apakah perubahan ini baik, apakah umat Islam pernah ada di sini, bahkan apakah Islam adalah agama yang baik, " papar Spielhaus.

Tapi semua tuduhan itu dibantah Bekir Alboga, seorang pemuka Muslim Jerman. "Keinginan warga Muslim membangun tempat ibadah, karena mereka ingin merasa seperti di rumah sendiri dan ingin hidup harmonis dengan penganut-penganut agama lain di kalangan masyarakat Eropa, " kata Bekir Alboga seperti dikutip dari Reuters.

Kasus-kasus Penolakan Masjid di Eropa

Ada beberapa kasus penolakan rencana pendirian masjid di sejumlah negara Eropa. Yang terbaru adalah rencana pembangunan masjid di kota Cologne, yang ditentang warga setempat dengan alasan ukuran masjid itu terlalu besar untuk kota Cologne. Kelompok kiri menggelar kampanye Pro Cologne, untuk menggagalkan pembangunan masjid yang akan didanai oleh Turkish Islamic Union itu.

Kasus lainnya terjadi di sebuah kota di kawasan timur Berlin. Sebuah proyek pembangunan masjid di Pankow, memicu tindak kekerasan yang dilakukan kelompok neo-Nazi. Kelompok ini membakar sebuah truk yang ada di lokasi pembangunan masjid.

Sementara itu di London, di situs Perdana Menteri Gordon Brown, dimuat sebuah petisi yang menentang pembangunan masjid raya di dekat lokasi pelaksanaan olimpiade yang akan berlangsung tahun 2012 mendatang.

Aksi menentang pembangunan masjid di London, dimotori oleh Allan Craig dari London Borough of Newham Councillor dan seorang anggota parlemen dari Aliansi Masyarakat Kristiani. Mereka menyebut pembangunan masjid di London sebagai "simbol terbesar dari kolonialisasi Islam di Inggris.

Di Prancis, National Republican Movement (MNR) dua kali menang dalam pengadilan menentang penjualan tanah dengan harga murah pada warga Muslim yang ingin membangun masjid di kota pinggiran Montreuil dan Merseille.

Di Swiss, dua partai sayap kiri membuat petisi yang berisi desakan referendum agar dibuat larangan pembangunan menara-menara di masjid-masjid.

Di Italia, organisasi anti-imigran Nothern League, bulan Juli kemarin menyerukan agar semua masjid diawasi ketat untuk kepentingan keamanan.

Meski demikian, sejumlah tokoh di Eropa ada yang memberikan dukungan bagi warga Muslim. Mantan walikota London Ken Livingstone misalnya, ia sangat mendukung pembangunan masjid bagi warga Muslim.

Demikian juga dengan walikota Colle di Val d’Elsa, Italia Paolo Brogioni. Ia membela warga Muslim yang ingin membangun masjid di kota itu. "Warga Muslim adalah warga kota ini seperti warga lainnya, " ujar Brogioni.

Walikota Marseille, Jean-Claude Gaudin mengatakan ingin melihat masjid dan Katedral dibangun berdampingan. "Setiap orang punya hak untuk membangun tempat ibadahnya, " tegas Gaudin. (ln/iol)