Lembaga Youth Research Platform baru-baru ini menggelar survei di kalangan anak-anak muda di Brussel. Salah satu hasil survei itu mengklaim bahwa setengah dari siswa muslim yang disurvei bersikap anti-Yahudi.
Survei dilakukan atas prakarsa universitas-universitas di Ghent, Leuven, melibatkan 2.837 responden yang merupakan siswa dari 32 sekolah menengah berbahasa Belanda yang ada di Brussels.
Hasil survei yang menyebutkan bahwa setengah dari siswa muslim yang disurvei bersikap anti-Yahudi ditulis oleh sosiolog Mark Elchardus. Berdasarkan hasil survei, menurut Elchardus, responden dari kalangang siswa muslim setuju dengan pernyataan-pernyataan berikut ini;
1. Bahwa ingin mendominasi semua hal (total: 31,4%, Muslim: 56,8%, non-Muslims: 10,5%)
2. Kebanyakan orang Yahudi merasa mereka lebih baik dibandingkan etnis lainnya (total: 29,9%, Muslim: 47,1%, non-Muslim: 12,9%)
3. Kalau Anda berbisnis dengan Yahudi, Anda harus ekstra hati-hati (total: 28,6%, Muslim: 47,5%, non-Muslim: 12,9%)
4. Yahudi selalu mengobarkan perang, dan menyalahkan pihak lain (total: 28,4%, Muslim: 53,7%, non-Muslim: 7,7%)
Elchardus mengatakan, prosentase siswa muslim yang bersikap anti-Yahudi cukup tinggi, ini merupakan "lampu kuning" tanda harus waspada. "Yang paling buruk, bahwa sikap anti-Yahudi itu tidak ada hubungannya dengan tingkat pendidikan yang rendah atau kondisi sosial yang buruk. Sikap anti-Yahudi itu muncul karena aspek teologi dan ada kaitan antara menjadi seorang muslim dan sikap anti-Yahudi itu," tulis Elchardus.
Dari survei itu diketahui, bahwa siswa beragama Katolik dan Protestan juga lebih anti-Yahudi dibandingkan siswa yang sekuler. Tapi jumlah Katolik dan Protestan yang anti-Yahudi tidak sebanyak siswa Muslim. Skor anti-Yahudi untuk Kristiani yang religius dan menaati ajaran Kristen, rata-rata 12 poin lebih besar dibandingkan siswa yang sekuler. Sedangkan Muslim yang religius skornya 28 poin lebih tinggi. Kristiani yang sangat religius ternyata tingkat kebenciannya terhadap Yahudi jauh lebih tinggi dibandingkan Kristiani yang kurang religius, atau hampir sama dengan kadar anti-Yahudi di kalangan Muslim.
Menurut Elchardus, sikap anti-Semit ini antara lain dipengaruhi oleh isu internasional dan konflik di Timur Tengah. "Saya meihat ini bukan alasan satu-satunya. Apakah kita jadi anti-Muslim ketika melihat para diktator yang berkuasa di Timur Tengah?" tanyanya.
Ia berpendat. tingkat anti-Yahudi yang cukup tinggi di kalangan Muslim, karena mereka tinggal di lingkungan dimana keluarga, teman dan media massa tdak meredam anti-Semitisme, tapi justru mendorong mereka untuk memiliki sikap anti-Yahudi.
Hasil survei lainnya menunjukkan bahwa 37 persen anak-anak muda Turki mengatakan bahwa tidak mau satu pun Yahudi yang diizinkan masuk ke negara Turki. Hanya 19,5 persen yang membolehkan orang Yahudi masuk Turki, tapi hanya berstatus pengunjung. Lebih dari setengah anak muda di Turki menplak pemberian kewarganegaraan bagi orang Yahudi, dan hanya 13% diantara responden Turki yang menyatakan siap bersahabat dengan Yahudi.
Sementara survei anak muda di Maroko menunjukkan bahwa 61% dari mereka menyatakan siap menerima Yahudi sebagai warga negara Maroko, dan 22,5 persen dari mereka menyatakan siap berteman dengan Yahudi. (ln/IE)