Bila ada pemimpin yang dianggap rakyat paling buruk dalam kepemimpinannya, dia adalah Presiden Amerika George W. Bush. Dalam survei nasional yang dilakukan lembaga riset Quinnipiac University terakhir disebutkan bahwa Bush adalah presiden Amerika yang paling buruk sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua (PD II). Itu dikarenakan agresi Bush ke Irak dan kelemahannya dalam menjalankan tugas dan politik luar negeri.
Hasil survei yang dipublikasikan The Chicago Tribune, Jum’at (02/06), itu menyebutkan bahwa 34% rakyat Amerika menyatakan Bush adalah presiden Amerika terburuk sejak tahun 1945, peringkat kedua Richard Nixon (17%) dan ketiga Bill Clinton (16%). Mayoritas koresponden menyatakan bahwa sebab utama yang memperburuk citra Bush adalah kelemahannya dalam melaksanakan tugas dan politik luar negeri.
Berdasarkan hasil survei lembaga riset Quinnipiac University ini, agresi Amerika ke Irak adalah menjadi sebab kemarahan utama rakyat Amerika kepada presidennya. Sekitar 56,39% koresponden mengatakan bahwa apa yang terjadi di Irak adalah suatu kesalahan.
Sementara itu sebanyak 29% koresponden menyatakan bahwa Amerika harus menarik diri dari Irak, sedang 28% menginginkan pengurangan jumlah pasukan Amerika di Irak dan 26% menginginkan pasukan Amerika tetap mempertahankan situasi seperti sekarang, sementara 11% menginginkan pasukan Amerika ditambah jumlahnya di Irak.
Menurut kantor berita Amerika CNN, saat ini Amerika memiliki lebih dari 135 ribu pasukan dan sudah terbunuh 2.471 serdadu sejak awal agresi pada Maret 2003. Militer Amerika menginvasi Irak dengan dalih bahwa Presiden Irak terguling Sadam Husain memiliki senjata kimia dan biologi, serta berupaya mengembangkan reaktor nuklir yang dianggapnya sebagai ancaman bagi dunia.
Namun setelah menduduki Irak selama lebih 3 tahun, pasukan Amerika tidak bisa membuktikan adanya senjata-senjata dan klaim-klaim Amerika lainnya. Pada April 2006 lalu, Menlu Amerika Condoleezza Rice mengakui bahwa Amerika telah melakukan ribuan kesalahan di Irak. Namun dia membela keputusan negaranya untuk menjatuhkan Sadam Husain.
Penentangan rakyat Amerika semakin meluas atas invasi ke Irak, pada akhir April 2006 lalu sekitar 300 ribu rakyat Amerika di kota New York meminta penarikan pasukan secepatnya dari Irak.(was/iol)