Suriah hari minggu kemarin (16/9) menuduh negara tetangganya Turki memungkinkan ribuan “ekstremis” Muslim untuk menyeberang ke wilayahnya, pada saat pemerintah dan oposisi mengatakan adanya ledakan yang menewaskan sedikitnya tujuh orang dan memotong jalan utama menuju selatan ibukota.
Dalam surat kepada Dewan Keamanan PBB dan Sekretaris-Jenderal PBB Ban Ki-Moon, Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan Turki telah mengizinkan ribuan al-Qaidah, Takfiri dan teroris Wahhabi” mengakses ke negara mereka untuk membunuh warga Suriah yang tidak bersalah.
Pihak berwenang Suriah menyalahkan pemberontakan anti-pemerintah yang dimulai pada bulan Maret tahun lalu sebagai konspirasi asing dan menuduh negara-negara Teluk Arab Saudi dan Qatar, bersama dengan Amerika Serikat, negara-negara Barat lainnya juga Turki, memberikan pendanaan dan pelatihan untuk para pemberontak, yang mereka gambarkan sebagai “teroris.”
Turki sendiri berfungsi sebagai markas bagi para pemimpin pemberontak dari Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dan menjadi tuan rumah dari banyak pertemuan kelompok oposisi Dewan Nasional Suriah.
Hubungan antara Turki dan Suriah, yang sebelumnya sekutu kuat telah memburuk setelah krisis yang di mulai tahun lalu dan Ankara menjadi salah satu kritikus paling keras Presiden Bashar Assad.(fq/ap)