Suriah menilai kebijakan AS di Timur Tengah menjadi penyebab terjadinya serangan ke kedubes AS di Damaskus, Selasa (12/9). Menurut Suriah, kebijakan AS di Timur Tengah telah memicu munculnya ekstrimisme, terorisme dan sentimen anti AS.
Suriah mengeluarkan pernyataan tersebut melalui kedutaan besarnya di Washington. Isi dari pernyataan itu antara lain berbunyi,"Apa yang terjadi baru-baru ini di Libanon, wilayah Palestina dan Irak telah memperburuk perang melawan terorisme global."
"AS seharusnya mengambil kesempatan ini untuk meninjau kembali kebijakannya di Timur Tengah dan mulai melihat akar penyebab terorisme itu sendiri serta menjadi perantara bagi perdamaian yang komprehensif di Timur Tengah."
Pernyataan kedubes Suriah di Washington itu dirilis hanya beberapa jam setelah Menlu AS Condoleezza Rice dan Gedung Putih, memuji Suriah karena berhasil menggagalkan serangan hari Selasa kemarin.
Gedung Putih bahkan mengatakan, insiden di kedubes AS di Damaskus, menunjukkan betapa pentingnya bantuan Suriah dalam memberantas terorisme. "Kami berharap mereka akan menjadi sekutu kita dan memilih untuk memerangi terorisme," kata Juru bicara Gedung Putih, Tony Snow.
Namun pernyataan yang dikeluarkan kedubes Suriah itu ternyata tidak mendapat sambutan positif dari pemerintah AS. Juru bicara Deputi Departemen Luar Negeri AS Tom Casey menolak jika kebijakan-kebijakan AS-lah yang harus disalahkan.
"Saya akan dengan tegas menolak pemikiran bahwa AS, komunitas internasional atau siapapun yang mencoba membantu terciptanya perdamaian, kesejahteraan dan demokrasi di Timur Tengah, adalah penyebab munculnya kekerasan. Ini jelas bertolak belakang," bantah Casey.
Pemerintahan Bush sendiri kerap mengecam Suriah yang disebut AS sudah membantu kelompok Hizbullah di Libanon, memberi tempat bagi para teroris dan berperan dalam kekacauan di Irak. (ln/aljz)