Suriah mengerahkan lebih banyak pasukan tanknya, yang mengambil posisi di sekeliling kota Hama pada hari Sabtu, di mana puluhan ribu rakyat turun ke jalan untuk berkabung atas kematian setidaknya 65 demonstran ditembak mati oleh pasukan keamanan sehari sebelumnya.
Sebuah gambar dari video yang diposting di YouTube menunjukkan demonstran anti-pemerintah di Suriah membawa demonstran yang tewas ditembak selama bentrokan oleh pasukan keamanan.
Kekerasan terus berkecamuk di Suriah, di mana psukan pemerintah dengan menggunakan senjata menembaki para demonstran yang anti pemerintah. Pasukan pemerintah juga menggunakan helikopter tempur, dan menewaskan 10 orang di provinsi Hama. Laporan yang dikuat oleh beberapa orang saksi mengatakan, serangan militer yang pertama di kota itu sejak pemerintah mengebom kota itu di tahun 1982, menewaskan sedikitnya 10.000 orang.
Hama telah mengukir sejarah perlawanan terhadap rezim Al-Assad, dan kenangan pembantaian itu menjaid hidup kembali, di mana rakyat Hama telah bergabung dengan oposisi melawan pemerintah Presiden Bashar al-Assad.
Hari Jumat, pengunjuk rasa berhamburan keluar dari masjid dan berbaris dalam jumlah besar menuju alun-alun utama kota itu, kata seorang warga 27 tahun, Hassan, yang membawa bunga mawar untuk diberikan kepada pasukan keamanan. Sebelum mereka mencapai Al Aasy, pasukan keamanan melepaskan tembakan.
"Mereka tidak memperingatkan kita dengan pengeras suara atau api gas air mata pada kami," kata Hassan. "Mereka mulai menembak langsung pada kami. Mereka ingin membunuh kita semua, tidak menakut-nakuti kami kembali ke rumah kita", ujar Hasan.
Ketika tembakan terdengar, asap gas air mata memenuhi jalan-jalan dan kerumunan demonstran berlari untuk berlindung. Beberapa tetap berdiri dan melemparkan batu menyerang pasukan keamanan, menurut video YouTube yang disediakan oleh Komite Koordinasi Lokal di Suriah, sebuah kelompok aktivis mendokumentasikan gerakan protes dan tindakan keras.
"Allah Akbar … Allah Akbar!" teriak pengunjuk rasa ketika mereka menarik satu orang, yang ditembak di kepalanya, dan tempat itu penuh dengan darah, dan di mana-mana terdengar tembakan yang berasal dari belakang mereka.
Begitu banyak orang dirawat, karena luka tembakan di rumah sakit lokal yang memasok darah bagi demonstran yang sudah kehabisan darah, ujar seorangwarga. Sepanjang malam, pengeras suara di masjid biasanya digunakan memanggil untuk berdoa, mendesak masyarakat untuk menyumbangkan darah.
Aktivis memperingatkan bahwa jumlah kematian kemungkinan akan meningkat dan banyak mayat yang belum diidentifikasi. Rami Abdelrahman, kepala Observatorium Suriah Hak Asasi Manusia, yang mengutip seorang dokter, di mana tiga rumah sakit telah melaporkan total yang tewas mencapai 80 orang, ujarnya.
Pada hari Sabtu, prosesi pemakaman diikuti sebanyak 100.000 pelayat yang berbaris sepanjang jalan, kata seorang aktivis, Razan Zeitouneh. Kekerasan yang sangat massive yang dilakukan penguasa di Timur Tengah terus berlangsung sejak berlangsungya "revolusi" dikawasan itu. Ini merupakan tarik-menarik antara kekuatan-kekkuatan yang menginginkan perubahan dengan penguasa. (mh/tm)