Suriah akhirnya mengeluarkan ancaman untuk melakukan intervensi militer melawan Israel bila Israel melakukan serangan artileri besar ke Libanon dan telah mendekati perbatasan negaranya.
PM Suriah, Muhsin Bilal dalam sebuah wawancaranya mengatakan, “Suriah akan terlibat dalam konflik militer yang terjadi antara Israel dan Hizbullah bila pasukan artileri Israel telah memasuki Libanon dan telah mendekati wilayah perbatasan dengan Suriah.”
Kepada Harian ABC, Menteri Suriah itu mengatakan juga, “Andai Israel menyerang Libanon dengan pasukan darat, dan mendekat kepada kami, kami tidak mungkin duduk bertopang dagu. Kami juga akan mengerahkan pasukan untuk berperang.” Meskipun mingga saat ini Menteri Pertahanan Israel Omeir Peretz, mengatakan Israel tidak punya niat untuk berperang dengan Suriah. Ia menegaskan hal itu berulangkali dalam keterangan persnya.
Militer Israel sendiri dalam operasi militernya di hari ke dua belas terhadap Libanon, menyebutkan bahwa komandan tentara Israel Daan Halotz, hingga kini belum memerintahkan serangan darat besar-besaran ke Libanon untuk melumpuhkan Hizbullah. “Belum ada instruksi militer untuk melakukan serangan artileri besar besaran ke Libanon,” ujar Jendral Mere Regiv, jubir tentara Israel. Sementara yang dilakukan sementara ini haya sebatas serangan darat di Libanon Selatan dengan target menguasai lokasi yang menjadi markaz Hizbullah.
Israel kini tengah menggesah kekuatan dunia internasional untuk masuk dan menyebarkan pasukannya dalam kancah peperangan antara Israel dengan Libanon, di bawah pimpinan NATO. Menurut Peretz, “Karena kelemahan pasukan Libanon, kami mendukung penyebaran pasukan internasional dari berbagai negara untuk mewujudkan perdamaian yang menyeluruh.” (na-str/iol)