Surat kabar Inggris The Sunday Express akhirnya meminta maaf dan membayar ganti rugi ke sebuah sekolah Islam di London karena telah menuduh sekolah tersebut mengajarkan Islam ekstrim, kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh sekolah mengikuti sidang pengadilan, Selasa lalu.
King Fahad Academy, yang berbasis di London Barat, mengambil tindakan hukum terhadap surat kabar The Sunday Express karena menerbitkan sebuah artikel pada tahun 2011 yang menunjukkan Akademi “telah disusupi oleh kelompok fanatik dan mengajarkan bentuk ekstrim Islam serta doktrin-doktrin anti-Semit dan rasis,” pernyataan itu mengatakan.
Northern & Shell’s Sunday menerbitkan berita halaman depan pada tanggal 12 Juni 2011, dengan judul “Spies in schools to hunt fanatics. Artikel ini juga dipublikasikan di situs Sunday Express.
The Sunday Express meminta maaf atas artikel tersebut dan mengatakan menyesali kerugiana sekolaj yang ditimbulkan akibat artikel. Dan mereka setuju untuk membayar sejumlah uang ganti rugi yang tidak diungkapkan.
Ketika dihubungi oleh Al Arabiya Inggris, juru bicara The Sunday Express Mimi Turner mengatakan surat kabar tidak akan mengomentari lebih kasus ini, menambahkan bahwa jumlah ganti rugi kerugian akan tetap dirahasiakan.
Direktur Akademi, Dr Sumaya Alyusuf mengatakan dia “senang” surat kabar menarik diri dan meminta maaf atas tuduhan tersebut.
“Sekolah sekarang dapat berkonsentrasi pada misi untuk menyediakan pendidikan internasional kelas dunia kepada siswa melalui kurikulum yang seimbang yang bertujuan untuk menghasilkan warga negara yang menghargai dunia multi-budaya di mana kita hidup,” kata Alyusuf.
Sementara itu, Clare Kissin, penasihat King Fahad Academy, mengatakan dalam sebuah pernyataan di pengadilan tinggi di London pada Selasa lalu: “The King Fahad Academy tidak mengajarkan bentuk ekstrim Islam, juga tidak mengajar siswa anti-semitisme atau membentuk rasisme dan belum disusupi oleh fanatik Islam.”(fq/aby)