Surat yang dikirimkan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada Presiden AS George W. Bush menjadi perhatian sejumlah kalangan. Meski AS mencoba menutup-nutupi apa yang ditulis Ahmadinejad dalam suratnya itu, namun sejumlah media massa berhasil mempublikasikan versi asli surat tersebut. Para analis bahkan menganalisanya dari berbagai sudut pandang, apa sebenarya yang ingin disampaikan Ahmadinejad pada Bush.
Beberapa media massa menafsirkan isi surat Ahamdinejad sebagai upaya untuk melakukan dialog antar agama. Tetapi seorang penulis dan pakar Islam, Robert Spencer menyatakan, esensi isi surat Ahmadinejad adalah sebuah seruan pada Bush untuk memeluk agama Islam. Ia mengacu pada beberapa terminologi yang digunakan Ahmadinejad dalam suratnya.
Dalam suratnya untuk Bush, Ahmadinejad menulis, "Tidakkah anda berfikir bahwa jika kita semua meyakini dan patuh pada prinsip-prinsip monotheisme, beribadah pada Tuhan, keadilan, penghormatan terhadap kemuliaan umat manusia, keyakinan akan hari kiamat, kita bisa mengatasi problem-problem yang dihadapi dunia saat ini…?"
Dalam situsnya Dhimmi Watch, Spencer menulis, dalam keyakinan umat Islam, "Hanya Islam lah yang menjamin adanya monotheisme, ibadah pada Tuhan, penghormatan terhadap umat manusia dan keyakinan akan adanya hari kiamat.
Dalam suratnya, Ahmadinejad juga menyertakan sejumlah ayat-ayat suci Al-Quran dan menanyakan pada Bush apakah Bush mau menerima ajakannya untuk kembali ke ‘ajaran sesungguhnya yang disampaikan para nabi, kembali ke monotheisme dan keadilan untuk memelihara kemuliaan umat manusia, serta patuh pada yang Maha Besar dan rasul-rasulnya.’
Lain lagi analisa yang ditulis United Press Internasional, yang menyebutkan bahwa Ahmadinejad meminta Bush ‘untuk kembali ke ajaran Kristen’ yang benar. Sementara Associated Press dalam laporannya mengatakan, surat Ahmadinejad berisi pandangan-pandangan pada Bush ‘untuk melakukan pencarian guna meningkatkan keimanannya pada Tuhan.’
Dalam suratnya Ahmadinejad juga mengatakan, ‘Semua agama mengajarkan dan menghormati satu kata, yaitu monotheisme atau hanya percaya bahwa Tuhan itu Esa dan tidak ada sekutunya di dunia.’
Kantor berita AFP mengutip surat kabar Iran Siasat-e Rooz tentang surat Ahmadinejad pada Bush yang mengatakan,"Kami berharap pemerintah (Iran) bisa membuat musuh (AS) memahami bahwa mereka harus mengubah sikap bermusuhan mereka, dan masa depan milik Islam."
"Ini sudah menjadi cara rasul untuk mengajak para pemimpin kafir untuk kembali ke jalan yang benar," tulis harian itu.
Menurut laporan-laporan di Iran, pada masa lalu para mullah juga melakukan pendekatan pada para pemimpin asing untuk masuk Islam.
Enam bulan sebelum wafatnya pada Juni 1989, Ayatullah Kkhomeini dikabarkan menulis surat pada Mikhail Gorbachev. Dalam suratnya Khomeini menyampaikan prediksinya bahwa komunisme akan runtuh dan mengajak pemimpin Soviet itu untuk mempelajari Islam sebagai satu-satunya alternatif.
Akhir November lalu, ulama senior Hujatul Islam Muhammad Reza Hakimi juga dikabarkan telah mengirimkan sejumlah teks-teks Islam yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Spanyol pada pemimpin Kuba, Fidel Castro dan hampir meyakinkan Castro untuk menjadi seorang Muslim. Hakimi menyatakan, otoritas keagamaan Iran secara resmi telah mengajak Castro untuk memeluk Islam.
Konsultan hukum internasional asal Iran, Bahman Aghai Diba dalam artikel yang ditulisnya di Persian Journal edisi Senin (8/5) kemarin mengungkapkan, tradisi dalam Islam menulis pesan yang berisi ajakan masuk Islam pada para kepala negara sudah dilakukan sejak jaman penyebaran Islam, yang waktu itu mengirimkan sejumlah surat pada raja di Iran dan kaisar Roma.
Sementara itu, pihak AS mencoba menutup-nutupi isi surat Presiden Iran pada Bush sepanjang 18 halaman, yang dinilai sebagai komunikasi terbuka untuk yang pertama kalinya sejak AS membekukan hubungan diplomatiknya dengan Iran.
Menlu AS Condoleezza Rice hanya mengatakan isi surat Ahmadinejad mengandung ‘filosofis yang luas’ dan tidak sedikitpun menyinggung masalah nuklir dan terorisme ‘secara langsung’.
Juru bicara Gedung Putih Scott McClellan bahkan mengatakan bahwa Iran sedang berusaha mengalihkan perhatian dunia internasional yang meminta negara itu menghentikan pengayaan nuklirnya.
Dalam tulisannya di Wall Street Journal minggu ini, analis dan penulis asal Iran, Amir Taheri menyatakan, AS membutuhkan ‘perdebatan yang terbuka, jujur dan mendalam tentang apa yang akan dilakukannya terhadap sebuah rejim yang mengklaim punya misi untuk mengusir AS dari Timur Tengah, menghapus Israel dari peta dunia, ingin menciptakan kekuatan Islam yang besar dan menaklukan dunia demi ‘satu-satunya agama yang benar.’
"Pilihan-pilihannya sangat jelas, mundur dan biarkan Republik Islam itu mencapai tujuannya, menahan dan menghadapi konfrontasi, termasuk konflik militer, atau mengikat Republik Islam itu dalam perang dingin skala kecil, sampai letih dan keduanya hancur," tulis Taheri. (ln/Islamicity)