Bukan waktunya untuk memperkarakan perbedaan pandangan. Milisi Sunni Libanon, kini telah menyatakan dukungan penuh untuk milisi perlawanan Islam Hizbullah Libanon. Mereka menyerukan “strategi pertahanan bersama” tanpa memandang perbedaan aliran antara Sunni maupun Syiah.
Hal ini dikemukakan oleh sejumlah sumber dari Jamaah Islamiyah, sebuah gerakan Islam Sunni terbesar di Libanon, terkait serangan membabi buta Israel terhadap Libanon hingga menewaskan lebih dari 400 warga sipil.
Dalam pertemuan Jamaah Islamiyah di Beirut Selasa sore (25/7), kekuatan Sunni yang terhimpun dalam Jamaah Islamiyah, juga para ulama dan tokoh Sunni di Libanon, mengeluarkan rekomendasi pentingnya menggelar dialog nasional guna menyusun strategi pertahanan bersama, dan menekankan kewajiban saling topang dan saling dukung antara pemerintah Libanon dan perlawanan Hizbullah.
Dalam rekomendasi yang dibacakan oleh Sekjen Jamaah Islamiyah Libanon, Syaikh Faishal Maulawi, dinyatakan, “Perbedaan masa lalu tidak boleh menghalangi keterlibatan semua pihak untuk mendukung perlawanan.”
Kepada Islamonline, sejumlah sumber Jamaah Islamiyah sendiri menegaskan pihaknya memiliki milisi bersenjata yang kini di tempatkan di sepanjang perkampungan di perbatasan yang didiami oleh kelompok Sunni. Dan kini, mereka sudah benar-benar bergabung dalam perlawanan mengenyahkan Israel dari Libanon.
Menurut sumber yang dikemukakan Islamonline, tidak lama lagi kekuatan Sunni Libanon akan menguraikan detail kekuatan mereka dan peran yang mereka mainkan dalam perang melawan Israel. Sementara itu, pihak Hizbullah melalui Jubirnya, Ghassan Darwish, yang dikonfirmasi tentang keterlibatan pasukan Sunni di Libanon Selatan, mengaku belum mengetahui detail berita tersebut. Namun dia tidak menafikan kemungkinan kelompok bersenjata Sunni hadir di Libanon Selatan bersama pasukan Hizbulah.
Ia mengatakan, “Sudah pasti ada orang-orang Libanon yang berafiliasi pada kelompok tertentu dan terlibat dalam peperangan mengusir Zionis Israel. Hizbullah sebagai tonggak penopang perlawanan bersenjata, menyambut baik keterlibatan semua anasir perlawanan lain untuk mengusir Israel. Kami menganggap bahwa Israel adalah musuh bersama Libanon, yang menghapus perbedaan afiliasi dan kelompok.”
Menurut koresponden Islamonline, sikap Sunni terhadap perlawanan Hizbullah di Libanon telah dikeluarkan melalui berbagai pernyataan sikap. Sebelumnya sulit memadukan sikap yang Sunni untuk mendukung penuh Hizbullah, terkait sebagian kekuatan Sunni yang memiliki arus politik Sunni, memang berseberangan pandangan dengan Hizbullah dan sekutunya Suriah. Mereka khawatir Hizbullah akan mendominasi kekuatan politik di Libanon. Karena itulah, sebagian kelompok Sunni menyatakan netral terhadap peperangan yang kini berkobar antara Israel dan Hizbullah.
Namun demikian sikap abu-abu itu kini berangsur hilang seiring membabi butanya serangan Israel ke Libanon dan menewaskan ratusan orang sipil. Milisi bersenjata Sunni yang kini menyatakan sikap dukungan penuh pada perlawanan Hizbullah merupakan fakta baru yang menegaskan prinsip bahwa melawan Zionisme yang didukung AS di Libanon adalah kewajiban kaum Muslimin, siapapun dia.
Forum pertemuan Organisasi Sunni di Libanon juga menyeru seluruh kekuatan Arab dan Islam, untuk benar benar mendukung dan menopang perlawanan memerangi Israel, dan menghidupkan serta mengaktifkan dokumen perlawanan bersama mengusir para diplomat Israel, dan mengunci seluruh hubungan diplomatik terhadap Israel. Selain itu, forum Sunni Libanon juga menyerukan penghentian peperangan dengan perundingan pertukaran tawanan.
Secara garis besar, di tengah sikap tidak jelas dunia Arab dan Islam terhadap agresi militer Israel ke Libanon dan Palestina, kelompok Sunni Libanon menyerukan sebuah agenda “Kebangkitan Islam massif secara internasional untuk mendukung perlawanan.” (na-str/iol)