Majalah Sunday Times terbitan Inggris (7/1) menyingkap informasi soal persiapan rahasia Israel untuk menghancurkan sejumlah lokasi pengembangan uranium milik Iran. Sejumlah pilot pesawat Israel kini tengah melakukan latihan intensif untuk misi tersebut, di Jabal Thariq.
Masih menurut Sunday Times, kelak aksi militer yang digelar Israel juga akan menghantam dua lokasi lainnya milik Iran, yakni sebuah pabrik tenaga air di Aarak dan pabrik pengembangan uranium di Asfahan, dengan bom konvensional.
Sebagai strateginya digambarkan bahwa Israel sudah menempatkan pelontar bom yang kini sudah diarahkan berikut sinar lasernya untuk membuka jalur menuju sejumlah tempat di Iran. Menurut Sunday Times Israel akan menggunakan sejumlah bom berkepala nuklir, untuk menghancurkan sebuah pabrik di Nathnez. Bom itu kelak akan meledak setelah masuk beberapa puluh meter ke dalam lapisan bumi dan menghasilkan efek ledakan yang dahsyat.
Sunday Times menyinggung pula peran sejumlah pilot Israel yang telah berangkat menuju lokasi Jabal Thariq pada beberapa pekan terakhir guna melakukan latihan pulang pergi ke sejumlah target Iran yang berjarak kurang lebih 3.200 km. Ada tiga jalur yang mungkin digunakan Israel untuk mencapai Iran, antara lain langit Turki.
Akan tetapi Sunday Times mengutip sejumlah komentar dari tokoh Israel yang menyebutkan bahwa Israel takkan melakukan pukulan militer ke wilayah Iran dengan menggunakan senjata nuklir. Menurut AS, penggunaan kekuatan militer masih menjadi alternatif terakhir yang harus didahului dengan berbagai langkah diplomatik untuk mencari solusi masalah nuklir Iran.
Sejumlah strategi Israel yang diungkap Sunday Times, boleh jadi merupakan upaya menekan Iran agar mau menghentikan pengembangan uraniumnya. Pada tanggal 23 Desember lalu, Dewan Keamanan PBB sudah mengetuk palu untuk menjatuhkan sangsi atas Iran karena masih enggan menghentikan proyek uraniumnya. Tapi, Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad menanggapi hal ini dengan mengatakan, “Itu tidak akan membuat rakyat Iran takut. Kami tidak akan menghentikan proyek uranium. Karenanya, kami memandang sebaiknya Barat bisa lebih baik memahami proyek uranium Iran.” (na-str/iol)