Sumber-sumber intelejen AS mengungkapkan adanya keterlibatan Washington secara rahasia dalam pendanaan milisi-milisi bersenjata Iran untuk memicu aksi kekacauan di Iran. AS berharap, jika kekacauan terjadi, Iran akan menghentikan aktivitas nuklirnya.
Laporan yang ditulis harian Inggris Sunday Telegraph, Ahad (25/2), menyebut keterangan seorang pejabat intelejen AS, CIA yang mengatakan, “Intelejen AS memberikan sokongan kepada milisi-milisi etnik bersenjata yang banyak tersebar di wilayah-wilayah perbatasan Iran, sebagai upaya untuk menggoyang stabilitas Iran dari dalam. ”
Lebih lanjut pejabat yang tak mau namanya disebut itu menjelaskan, “Sebenarnya kucuran dana AS untuk kelompok-kelompok separatis etnik bersenjata di Iran, sebagai upaya untuk menekan rezim Iran agar menghentikan program nuklirnya, itu bukanlah hal yang rahasia. ”
Keterangan pejabat CIA itu seolah menegaskan pernyataan mantan pejabat anti-terorisme Kementerian luar negeri AS Fred Burton, yang menjelaskan bahwa serangan-serangan yang melanda Iran akhir-akhir ini ditopang usaha-usaha AS, dengan memberikan kucuran dana dan pelatihan kepada milisi-milisi minoritas Iran, untuk menggoyang stabilitas Iran.
Seperti diberitakan sejumlah media, akhir-akhir ini di wilayah-wilayah perbatasan Iran kerap dilanda berbagai ledakan bom dan penyerangan terhadap para tentara dan pejabat pemerintah.
Menurut Sunday Telegraph, pelaku aksi-aksi kekerasan di Barat Iran adalah Suku Kurdi, di Barat laut pelakunya suku Azeri, di barat daya, suku Ahawazi Arab dan di bagian tenggara, suku Baluchi.
Kompisisi penduduk Iran sendiri terdiri dari, dari total 69 juta jiwa, 40 persennya non Persia, dengan rincian suku Azeris 16 juta, kurdi 7 juta, Ahwazi 5 juta dan Baluchi yang banyak tinggal di perbatasan dengan Pakistan berjumlah satu juta.
Adapun milisi bersenjata paling berpengaruh di Iran adalah Milisi Mujahid Khalq yang beraliran Syiah dengan markas di Irak. Di samping itu ada juga Milisi Jundu ar-Rabb yang beraliran Sunni Baluchi, yang pada tahun 2006 lalu menculik dan membunuh sembilan personil Garda Revolusi Iran.
Terkait keterlibatan AS ini sebenarnya Teheran beberapa kali menyatakan ada aroma keterlibatan Washington dan London dalam peristiwa kekerasan di Iran. Teheran menyebut para pelaku kerusuhan itu sebagai orang-orang yang sedang "cari makan."(ilyas/iol)