Menteri Pertahanan mengatakan bahwa Sudan mengerahkan pasukan pada daerah konflik perbatasan, lokasi bentrokan maut yang terjadi pada bulan September lalu.
Kesalahan ditimpakan Sudan Selatan kepada Sudan atas tindakannya mengerahkan pasukan di sepanjang perbatasan daerah konflik, di mana pertikaian antara dua negara ini terjadi pada bulan September.
Menteri pertahanan Sudan Selatan menjelaskan bahwa pengerahan pasukan hari Selasa “tidak wajar” dan mereka bersiap untuk kemungkinan serangan.
“Dua bulan terakhir pengerahan pasukan tidak seperti biasa di sepanjang perbatasan normal dengan Republik Sudan,” disampaikan oleh Majak D’Agoot, pimpinan kementerian pertahanan Sudan Selatan, kepada para wartawan di ibukota Juba, tanpa memberikan jumlah pasukan tersebut.
“Pasukan kami berada dalam kondisi prima untuk menahan segala serangan dari Khartoum. Kami akan tetap pada posisi kami, mengacu kepada syarat-syarat perjanjian (September).” Kata D’Agoot.
Tentara Sudan dan jubir kemenlu tidak dapat langsung memberikan tanggapan.
Kedua negara mulai berperang pada April lalu dalam bentrokan antar perbatasan terparah sejak Sudan Selatan memisahkan diri pada tahun 2011 dengan perjanjian damai yang mengakhiri perang sipil terpanjang di Afrika. (Ds-al jazeera)