Sudah Salah Tangkap, Australia Tolak Minta Maaf

PM Australia John Howard menolak seruan agar pemerintahannya minta maaf pada Muhammad Haneef, seorang dokter asal India yang sempat ditahan polisi Australia dengan tuduhan terlibat rencana serangan terorisme di Glasgow dan Inggris.

Namun setelah dilakukan penyelidikan dan Haneef ditahan selama tiga minggu, terbukti ia tidak bersalah dan tidak ada kaitannya dengan kelompok teroris manapun. Meski tak bersalah, Haneef dipulangkan ke negerinya dan Australia mencabut visa kerjanya.

John Howard membela keputusan pencabutan visa kerja Haneef sebagai dokter dan menolak seruan untuk menyelidiki kasus yang telah merugikan Haneef.

"Jika kita ingin mengikuti sikap, katakanlah hanya karena telah terjadi human error, lantas seluruh bangunan hukum anti-terorisme kita harus diperiksa dan dikaji lagi, maka itu adalah sebuah kesalahan besar, " kata Howard.

Sikap arogan Australia juga tercermin dari pernyataan Howard yang mengatakan tidak akan minta maaf atas kesalahan yang telah dilakukan aparatnya.

"Dokter Haneef tidak jadi korban dan reputasi Australia di dunia internasional tidak akan tercemar hanya karena "kesalahan awal" dari undang-undang anti terorismenya, " ujar Howard seperti dikutip AFP.

"Ketika kita ingin mencegah terjadinya serangan, lebih baik mengambil langkah aman daripada minta maaf, " sambungnya.

Sementara itu, Haneef menegaskan bahwa ia akan memperjuangkan agar bisa mendapatkan visanya dan bisa bekerja kembali di Australia. "Saya ingin kembali ke Australia, saya ingin visa saya kembali, saya akan berjuang untuk itu, " tegasnya.

Haneef melanjutkan, "Saya senang bekerja di rumah sakit Gold Coast dan saya sedih saya tidak bisa kembali bekerja sebagai dokter di sana, sampai visa saya kembali, " katanya dengan suara tetap tenang.

Haneef juga menuntut pemerintah Australia minta maaf pada pemerintah India atas kasusnya ini. "Saya tidak mengharapkan pernyataan maaf dari pemerintah Australia atau aparat di sana, tapi saya akan menghargai jika mereka minta maaf pada negara saya dan rakyatnya, " tukas Haneef.

Ditanya apakah ia merasa telah menjadi korban karena ia seorang Muslim asal Asia, Haneef menyatakan tidak menutup kemungkinan itu. "Islam mengajarkan cinta dan perdamaian, tidak yang lain. Saya adalah penganut Islam yang taat, " ujarnya.

Haneef juga menyatakan terbuka kemungkinan dirinya mengajukan gugatan hukum atas kesalahan pemerintah Australia. Sementara organisasi-organisasi hak asasi manusia dan pakar hukum di Negeri Kanguru itu menyerukan agar Australia minta maaf dan memberikan kompensasi pada Haneef. (ln/iol)