Sebuah studi baru yang dirilis oleh sekelompok ilmuwan, yang mengkhususkan diri dalam toksikologi, mendukung klaim bahwa senjata Amerika Serikat dan NATO yang digunakan melawan Irak pada tahun 2003 lalu telah menyebabkan krisis kesehatan di negara itu, surat kabar The Independent melaporkan pada hari Minggu kemarin (14/10).
Temuan yang dipublikasikan dalam buletin Pencemaran Lingkungan dan Toksikologi, menunjukkan adanya peningkatan cacat lahir di antara bayi Irak di kota Al-Basra dan Fallujah.
Para penulis laporan menyatakan adanya korelasi cacat dan kelainan kesehatan dengan paparan logam yang dirilis oleh bom dan peluru pasukan koalisi di negara itu.
“Kontaminasi logam dan epidemi dari cacat lahir bawaan di kota-kota Irak,” hasil penyelidikan yang dimulai pada 2010 ketika 56 keluarga dari Fallujah diminta menjawab kuesioner. Hasil penyelidikan dari kota Basra dikumpulkan dari Departemen kebidanan dan ginekologi di rumah sakit bersalin Basra.
Sampul rambut, yang diambil dari warga di Fallujah yang telah tinggal di sana sejak tahun 1991, ditemukan mengandung elemen logam beracun, laporan itu menyatakan.
Temuan menunjukkan bahwa tingkat timbal adalah lima kali lebih tinggi pada rambut anak-anak dengan cacat lahir dibandingkan anak-anak lainnya, menunjukkan rambut adalah “bio-penanda paparan.”
Tingkat merkuri pada anak-anak juga ditemukan enam kali lebih tinggi, sementara anak-anak di Basra memiliki tiga kali lebih tinggi di gigi mereka daripada anak-anak yang tinggal di kota yang tidak terkena serangan.
Keguguran, tingkat beracun dari kontaminasi timbal dan merkuri dan cacat lahir bayi, termasuk cacat jantung bawaan, disfungsi otak dan anggota tubuh yang abnormal tercatat pada tingkat yang tinggi, menjadi ancaman baru ke kota yang dibombardir Fallujah.
Warga kota Fallujah bahkan mengubah nama kota asal mereka dari “Kota Masjid” mejadi “Kota Polusi,” lapor The Independent.
Salah satu penulis utama laporan, Mozghan Sayabieasfahani, mengatakan bahwa ada “bukti kuat” untuk menghubungkan laju peningkatan cacat lahir dan keguguran dengan serangan militer di Fallujah ketika dibombardir pada tahun 2004 oleh marinir AS.(fq/aby)